Minggu, 05 Oktober 2014

Svara Bumi, Konser Perlawanan Tolak Reklamasi Bali

Svara Bumi, Konser Perlawanan Tolak Reklamasi Baliuna menggelar konser bertajuk Svara Bumi. Konser tersebut digelar untuk menyuarakan penolakan terhadap proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali dan menyerukan pembatalan Perpres No.45/2011, yang dinilai telah mendukung proyek reklamasi tersebut.
Musisi yang tampil diantaranya, Superman Is Dead (SID), Navicula, Marzuki "Kill The DJ", Melanie Subono, dan masih banyak lagi.

Perlawanan tidak harus dengan kekerasan. Kita bisa melawan itu dengan hal yang lebih masuk akal, dengan seni dan kami dengan musik
Jerinx SID
 

"Konser ini intinya bahwa perlawanan terhadap kerakusan dan ketidakjujuran, bahwa perlawanan tidak harus dengan kekerasan. Kita bisa melawan itu dengan hal yang lebih masuk akal, dengan seni dan kami dengan musik," ucap Jerinx, drummer SID saat jumpa pers di Rolling Stone Cafe, Selasa, (30/9).
Perlawanan terhadap proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali itu sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Gerakan itu pun tak pernah berhenti dan dilakukan secara terus menerus dan militan.
"Karena apa yang dilawan ini kan melibatkan uang yang sangat besar dan melibatkan kebijakan pemerintah. Jadi, setiap orang, dari akademisi, seniman, dan mahasiswa berkolaborasi dalam sebuah wadah," kata Robi, vokalis Navicula.
Penolakan yang dilakukan musisi, masyarakat sipil yang tergabung dalam Forum Rakyat Bali atau ForBali bukan tanpa alasan. Menurut mereka, jika proyek tersebut tetap dijalankan akan berdampak pada lingkungan.
Contoh kecilnya sendiri, susahnya mendapatkan air bersih yang sangat dibutuhkan masyarakat. Belum lagi dengan ancaman banjir di kawasan Bali Selatan akibat luberan air di saat laut pasang.
"ForBali telah bersikeras untuk terus-menerus melawan. Apa yang dilakukan relawan ForBali adalah untuk mempertahankan kampung halamannya. Selama ini kita telah banyak mengambil ke alam. Tapi tidak pernah memberi ke alam. Gerakan ini sebuah terobosan," tutup Saras Dewi penyanyi asal Bali.
Readmore.....

Inilah Pesan SID Saat Konser Tolak Reklamasi, Svara Bumi

Inilah Pesan SID Saat Konser Tolak Reklamasi, Svara Bumi
Superman Is Dead © KapanLagi.com®
Kapanlagi.com - Ratusan orang memadati Rolling Stone Cafe, tempat digelarnya konser 'Svara Bumi' yang ditujukan untuk menyuarakan penolakan terhadap proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali dan menyerukan pembatalan Perpres No.45/2011, yang dinilai telah mendukung proyek reklamasi tersebut. Pukul 19.15 para musisi mulai bergantian naik ke atas panggung, seperti Kill The Dj‎Navicula, Cinta Ramlan‎, Melanie subono, Superman Is Dead, membawakan beberapa lagu andalan mereka.

... kita punya rumah yang kecil, indah dan elok, jangan sampai di rusak penguasa rakus yang ada di negeri ini.
Disela-sela konser, tidak lupa para musisi menyelipkan pesan untuk mendukung penolakan terhadap proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali, yang sudah berlangsung sejak dua tahun lalu. Salah satunya, musisi asal pulau tersebut, Superman Is Dead.
"Malam ini adalah perjuangan kita semua untuk tolak reklamasi. Ini adalah malam untuk rumah kita, terutama yang ada di Bali, kita punya rumah yang kecil, indah dan elok, jangan sampai di rusak penguasa rakus yang ada di negeri ini," ucap Bobby usai menyanyikan Bulan Ksatria, Selasa (30/9).
Superman Is Dead © KapanLagi.com®
Malam itu SID juga merupakan band penutup. Mereka tidak akan berhenti memperjuangkan maksud dan tujuan itu lewat musik, hingga jeritan itu terdengar lalu membuahkan hasil.
"Terima kasih yang sudah mendonasikan," tutup Bobby yang disambut tepuk tangan paling meriah dari para penonton.
Readmore.....

SID Ajak Ronaldo Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Jakarta (Greeners) – Superman Is Dead (SID) menyerukan kritik yang cukup tajam kepada pemerintah, khususnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Grup punk rock asal Bali ini menuliskan ajakan untuk menolak rencana reklamasi di Teluk Benoa, Bali dan meminta agar Peraturan Presiden (Perpres) nomor 51 tahun 2014 segera dibatalkan.
“26 Juni 2013 Presiden SBY menipu rakyat Bali, memakai Cristiano Ronaldo sebagai alat pencitraan untuk menunjukan bahwa SBY mencintai mangrove dan akan melindungi mangrove di teluk Benoa.// 30 Mei 2014 SBY mengeluarkan Perpres no 51 tahun 2014 yg mengijinkan diadakannya reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektar yg akan menghancurkan mangrove di Teluk Benoa yg merupakan daerah konservasi.”
Tulisan di atas adalah sebagian pernyataan SID yang ditulis dalam laman akun facebook resmi mereka pada Selasa (24/06).
Pernyataan menolak reklamasi di Teluk Benoa, Bali yang diunggah band Superman Is Dead di akun facebook mereka.
Pernyataan menolak reklamasi di Teluk Benoa, Bali yang diunggah band Superman Is Dead di akun facebook mereka.
Pernyataan SID tersebut sejalan dengan aksi masyarakat Bali yang turut menolak adanya reklamasi dan menuntut Perpres nomor 51 tahun 2014 dibatalkan. Seperti dikutip dari bali.bisnis.com, ribuan warga Bali telah melakukan aksi demonstrasi besar-besaran pada 17 Juni 2014 lalu. Mereka mendatangi kantor Gubernur Bali di kawasan Renon, Denpasar, namun tidak ada satupun pejabat pemerintah provinsi Bali yang menemui pendemo.
Adanya Perpres tersebut membuat status Teluk Benoa yang sebelumnya termasuk kawasan konservasi menjadi zona penyangga konservasi. Dengan status baru ini, reklamasi dapat dilakukan. PT Tirta Wahana Bahari Internasional (TWBI) milik Tommy Winata disebut sebagai pemegang ijin pengelolaan area reklamasi yang akan berlokasi di sisi tenggara pulau Dewata tersebut.
Sementara itu, menurut hasil studi kelayakan dari tim Universitas Udayana, reklamasi di Teluk Benoa tidak layak dilakukan. Selain akan merusak ekosistem dan kawasan mangrove, dikhawatirkan reklamasi ini akan menyebabkan abrasi di perairan selatan Bali meluas.
Ilustrasi yang disertakan SID dalam pernyataan mereka menolak reklamasi Teluk Benoa, Bali.
Ilustrasi yang disertakan SID dalam pernyataan mereka menolak reklamasi Teluk Benoa, Bali.
Dalam pernyataannya, SID juga mentautkan fanpage facebook resmi Cristiano Ronaldo dan menyebutkan twitter sang bintang sepakbola dalam tulisan yang sama yang di sebarkan di twitter resmi SID, @SID_Official.
Berikut ini lanjutan pernyataan dari SID:
“Cristiano Ronaldo tertipu! – Ayo tag akun fanpage Ronaldo di foto ini sebanyak-banyaknya agar ia sadar bahwa dirinya SUDAH diperalat. Harapannya, agar Ronaldo melayangkan protes ke SBY dan semoga Reklamasi Teluk Benoa DIBATALKAN. #BaliTolakReklamasi#BatalkanPerpres51th2014.”
Hari ini, Rabu (25/06), hingga pukul 19.50 WIB, pernyataan tersebut menuai 18.529 likes dan sudah disebarkan sebanyak 5.435 kali. Dan, angka ini terus bertambah. Hingga berita ini dinaikan, belum ada tanggapan resmi dari Cristiano Ronaldo. Situs jejaring twitter milik pesepak bola asal Portugal ini masih membahas seputar aktivitasnya mengikuti Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brazil.
Readmore.....

Konser Svara Bumi, Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Ada SID, Navicula sampai Iwan Fals

Kehadiran Iwan Fals dalam Konser Svara Bumi, guna mendukung tolak reklamasi Teluk Benoa di Jakarta, Selasa (30/9/14). Foto: Sapariah SaturiKehadiran Iwan Fals sebagai tamu spesial dalam Konser Svara Bumi, guna mendukung tolak reklamasi Teluk Benoa di Jakarta, Selasa (30/9/14). Foto: Sapariah Saturi
“Aku mendengar suara…Jerit makhluk terluka. Luka, luka…Hidupnya…Luka. Orang memanah rembulan. Burung sirna sarangnya. Sirna, sirna…Hidup redup. Alam semesta. Luka. Banyak orang. Hilang nafkahnya. Aku bernyanyi. Menjadi saksi. Banyak orang… Dirampas haknya. Aku bernyanyi. Menjadi saksi.”
Begitu bait lagu Kesaksian dari Iwan Fals,  yang dia bawakan kala Konser Svara Bumi, Bali Tolak Reklamasi di Rolling Stone, Jakarta, Selasa (30/9/14). Lagu itu, senada dengan ancaman dampak yang akan timbul kala reklamasi Teluk Benoa, di Bali terjadi. Alam terluka, keragaman hayati rusak. Kawasan konservasi tergadai. Wargapun mengalami derita dan ancaman bencana dan kehilangan nafkah karena ruang hidup hilang berganti kuasa pengusaha.
Malam itu, Iwan Fals hadir sebagai tamu istimewa dalam konser Svara Bumi. Usai lagu-lagu dengan hentakan musik cadas dari  Seringai, penonton  sempat dibuat penasaran oleh MC Arie Dagienkz dan Soleh Salihun,  yang mengumumkan akan ada tamu istimewa. Penonton menanti.
Konser ditutip dengan penampilan Superman Is Dead, dengan lagu-lagu kritisnya. Foto: Sapariah Saturi
Konser ditutup dengan penampilan Superman Is Dead, dengan lagu-lagu kritisnya. Foto: Sapariah Saturi
Tepuk riuh dan teriakan sorak sorai penonton pecah kala yang hadir ternyata Iwan Fals. Bongkar, Hio, Seperti Matahari, Menangis Embun Pagi sampai Kesaksian tambah menyemangati perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa ini.
Penghujung konser, ditutup Superman IS Dead. Jerinx, Bobby dan Eka membawakan lagu-lagu bernada kritis tentang pentingnya melindungi lingkungan, seperti Teluk Benoa. “Para OutSIDErs dan Lady Roses siapppp?” Begitu teriak MC. Gerak penonton pun mulai tak terhenti.  Bulan Ksatria, Kuta Rock City, Sunset di Tanah Anarki, Saint of My Life, dan Jadilah Legenda menjadi ‘mesin pembakar’ dari SID menjelang tengah malam itu. Bali Tolak Reklamasi, menjadi lagu wajib yang menutup konser.
Penonton membludak di Konser Svara Bumi, hingga membuat Jerink, suhu DID (bertopi) turun tangan mengatur posisi penonton. Foto: Sapariah Saturi
Pengunjung membludak di Konser Svara Bumi, hingga membuat Jerinx, suhu SID (bertopi) turun tangan mengatur posisi penonton. Foto: Sapariah Saturi
“Bali itu tempat main kita, rumah kita. Bayangkan kalau tempat mainmu, rumahmu, rumah nenekmu dihancurkan?” Teriak Jerinx.
Navicula hadir di sesi awal,  dengan mengingatkan penguasa yang berusaha merusak keindahan Bali lewat lagu-lagu Orang Hutan, Mafia Hukum, Karena Kita Bukan Mesin dan Metropolutan. Lalu, disusul Cinta Ramlan, Djenar Maesa Ayu dan Melanie Subono, dan Olga Lidya. Tampil juga Nostress, dan Kill the DJ. Para musisi dan pengisi acara semua memakai kaos Bali Tolak Reklamasi.
Penonton berjubel. Sekitar 2.000-an orang memadati Rolling Stone. MC beberapa kali meminta penonton bergeser agar yang baru datang bisa masuk. Suhu, SID, Jerixpun harus turun tangan mengatur posisi penonton.
Olga Lidya, membawakan puisi dari Sapardi Djoko Damono kala Konser Svara Bumi. Foto: Sapariah Saturi
Olga Lidya, membawakan puisi dari Sapardi Djoko Damono kala Konser Svara Bumi. Foto: Sapariah Saturi
Perlawanan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, bergulir sejak awal. Penolakan tambah kuat, kala Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, belum lama ini menerbitkan peraturan presiden yang membuka peluang rencana itu berjalan mulus. Kini, mereka mendesak Presiden terpilih Joko Widodo, membatalkan aturan itu. Kekhawatiran muncul karena banyak faktor, antara lain, bencana banjir, longsor sampai abrasi pantai mengancam masyarakat sekitar; kawasan konservasi terancam; dan usaha pariwisata skala kecil warga sekitar terancam tutup.
Solidaritas berbagai elemen masyarakat, dari petani, nelayan, pekerja wisata sampai seniman dan musisi membentuk Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali) guna memperkuat penolakan ini. SID dan Navicula, Walhi Bali, menjadi bagian dari itu. Dalam setiap konser di berbagai daerah, SID tak lupa menyuarakan seruan penolakan reklamasi Teluk Benoa.
Cinta Ramlan, membawakan beberapa lagu menyuarakan tentang alam,  termasuk  Teluk Benoa. Foto: Sapariah Saturi
Cinta Ramlan, membawakan beberapa lagu menyuarakan tentang alam, termasuk Teluk Benoa. Foto: Sapariah Saturi
Tepuk riuh dan teriakan sorak sorai penonton pecah kala yang hadir ternyata Iwan Fals. Bongkar, Hio, Seperti Matahari, Menangis Embun Pagi sampai Kesaksian tambah menyemangati perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa ini. Foto: Sapariah Saturi
Tepuk riuh dan teriakan sorak sorai penonton pecah kala yang hadir ternyata Iwan Fals. Bongkar, Hio, Seperti Matahari, Menangis Embun Pagi sampai Kesaksian tambah menyemangati perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa ini. Foto: Sapariah Saturi
Menalie Subono, juga tampil dalam Konser Svara Bumi, mendukung penolakan reklamasi Teluk Benoa, Bali. Foto: Sapariah Saturi
Melanie Subono, juga tampil dalam Konser Svara Bumi, mendukung penolakan reklamasi Teluk Benoa, Bali. Foto: Sapariah Saturi
Cinta Ramlan dan Djena Maesa Ayu, kala tampil dalam Konser Svara Bumi, buat mendukung tolak reklamasi Teluk Benoa, Bali di Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Cinta Ramlan dan Djenar Maesa Ayu, kala tampil dalam Konser Svara Bumi, buat mendukung tolak reklamasi Teluk Benoa, Bali di Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Readmore.....

Aksi Jerinx Cs Suarakan Tolak Reklamasi Teluk Benoa Lewat Seni

Jerinx, SID bersama Khalisah Khalid dari Walhi Nasional, kala jumpa pers, Kamis (23/1/14) di Jakarta. Foto: Tumpak W Hutabarat
Jerinx, SID bersama Khalisah Khalid dari Walhi Nasional, kala jumpa pers, Kamis (23/1/14) di Jakarta. Foto: Tumpak W Hutabarat
Halaman Universitas Prof Moestopo (Beragama), di Jakarta, Kamis malam (23/1/14) dipadati tak kurang 500-an orang.  Berdesak-desakan. Mereka berteriak, dan bernyanyi. Ada apa? Ternyata, malam itu ada panggung solidaritas “Selamatkan Pesisir Indonesia,” yang digagas Walhi dan ForBali. Acara ini untuk mengkiritisi obral izin reklamasi di berbagai daerah, termasuk di Teluk Benoa, Bali.
Tampil antara lain Jerinx Superman Is Dead (SID) &EcoDefender, Marginal, Didit Saad & Morris Orah, Buguyaga, Made Mawut, dan Choki Netral.
Acara dibuka dengan talk show tentang reklamasi Teluk Benoa, Bali maupun daerah pesisir di Indonesia. Setelah itu, dilanjutkan aksi para musisi. Marginal tampil memukau lewat lagu-lagu bertema sosial, kemanusiaan dan lekat dengan kritikan seperti Negeri Ngeri, dan Banjir. Begitupula Jerinx, bersama EcoDefender, tampil dengan beberapa lagu ditutup Bali Tolak Reklamasi, yang dinyanyikan bersama Choki Netral. Para penonton ikut bernyanyi bersama.
Lagu Bali Tolak Reklamasi, memang selalu dibawakan dari panggung ke panggung, aksi ke aksi dalam protes penolakan reklamasi Teluk Benoa di Bali. Lagu yang dibuat aktivis ForBali, Agung Ali ini gamblang mengkritik kebijakan pemerintah daerah Bali segera menghentikan rencana mereklamasi Teluk Benoa.
“Lagu ini diciptakan oleh mereka, dan saya punya ide bagaimana kalau lagu ini kita rekam dan dinyanyikan rame-rame. Kita jadikan lagu untuk menolak reklamasi. Kita selalu nyanyikan di konser-konser, di kampus, bar dimana saja,”  kata Jerinx,  penabuh drum grup band SID, saat konferensi pers di Walhi Nasional Jakarta, Kamis siang (23/1/14).
Pria yang bernama asli I Gede Ari Astina ini mengatakan, sangat vokal menolak rencana reklamasi Teluk Benoa dengan bernyanyi dan turun aksi ke jalan. “Selain bikin lagu, bikin video klip, kita juga membuat pasar mini untuk mengumpulkan dana, dan membuat t-shirt kampanye menolak reklamasi Teluk Benoa. Jadi kita mengkampanyekan dengan cara populer.”
Cara-cara itu, katanya, ditempuh agar anak muda mengerti dengan isu-isu ini.  Jerinx menyasar anak muda karena generasi tua tak bisa diharapkan.
“Di Bali, anak muda kental dengan budaya hedon. Mereka selalu dibuai paradigma hidup itu harus dinikmati, tak usah memperhatikan hal ribet-ribet, yang penting rajin sembahyang semua akan baik-baik saja,” ucap Jerinx.
Selama ini, Bali  selalu “dijajah” banyak kapitalis. Bali dianggap indah dan mengundang banyak investor. Dalam proses pembangunan itu, mereka sama sekali tak memperhatikan aspek lingkungan.
Menurut dia, tujuan investor hanya satu: mengeruk sumber daya alam. Jadi mereka tak mempunyai pemikiran dalam membangun Bali, harus memperhatikan efek jangka panjang. “Mereka berpikir, Bali ini terkenal jadi mereka harus membuat sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Mereka nggak berpikir efeknya seperti apa.”
Bagi dia, mencuatnya isu reklamasi ini bisa dibilang sebuah pengingat akan pembangunan-pembangunan di Bali yang “kurang ajar.” Selama ini, di Bali, sudah terlalu banyak pembangunan tidak ramah lingkungan. Mereka biasa selalu bisa memuluskan langkah dengan menempuh berbagai cara. Bisa menyogok atau pun cara lain.
“Reklamasi ini puncak akumulasi kekesalan kami. Jadi kami sebagai orang Bali,  sebagai manusia merasa sudah cukup Bali dan daerah-daerah lain yang memiliki potensi itu dikuras oleh orang-orang yang mempunyai uang banyak,” ujar dia.
Aksi Tolak Reklamasi Teluk Benoa dan di berbagai daerah di Indonesia di depan Istana Negara Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Senada dengan Gembul, personel band Navicula. Dia tergerak ikut bersuara menolak reklamasi Teluk Benoa karena permasalahan lingkungan sudah menjadi masalah yang harus dihadapi bersama.
“Saya pribadi tergerak sebagai orang Bali juga. Untuk reklamasi ini,  kebetulan saya dan teman-teman di Navicula selalu mengkampanyekan. Kami banyak bekerjasama dengan LSM. Belakangan banyak jalan bareng bersama Walhi.”
Dia tak mau anak cucu tidak bisa tinggal di Bali karena kalau reklamasi dijalankan  dipastikan mengubah daerah ini. “Bali sekarang saja sudah berbeda dengan 20 tahun lalu. Saya ingat 20 tahun lalu masih bisa melihat keindahan Kuta. Sekarang sudah berkurang.”
Untuk melawan ini, harus begandengan tangan. Saat ini, katanya, bukan zaman bergerak sendiri. “Jadi apa apa yang bisa kita lakukan, harus berkolaborasi, semua harus ikut andil. Saya sebagai musisi, bisa kampanye melalui musik, support dengan apa yang kita bisa. Wartawan, pelukis, photografer semua elemen bersatu dengan kolaborasi akan menjadi lebih kuat dan besar,” kata Gembul.
Penolakan rencana reklamasi ini juga datang dari personel band Netral, Choki. Kata dia, proyek reklamasi ini hanya menguntungkan kapitalis.
“Menurut gue pribadi reklamasi ini mikirnya sih kapital  mau mengeruk dan menutup Teluk Benoa.  Disitu kan banyak biota laut dan hutan mangrove. Kalau biota laut mati, tentu kehidupan yang lain juga akan mati.”
Dia mengatakan, warga lokal di sekitar proyek reklamasi akan langsung terkena imbas.  Jika proyek ini tetap dipaksakan, keindahan pula dewata akan hilang.
“Bali yang kita kenal lima tahun lalu dengan sekarang saja sudah berbeda. Kalau nanti reklamasi jadi, Bali nanti isinya komplek hotel doang dong. Kita mau lihat apa disitu?”
Menurut dia, hutan mangrove bisa bermanfaat menjadi ecowisata. “Jadi kita bisa snorkling atau diving disana. Biota laut berbeda, banyak ikan dan udang. Daerah mangrove biota berbeda. Mereka itu yang mempertahankan air. Jadi kita harus menolak reklamasi Teluk Benoa,” katanya.
Nur Hidayati, Kepala Departemen Advokasi dan Kampanye Walhi, mengatakan, keterlibatan musisi dan para seniman dalam setiap advokasi penyelamatan lingkungan menandakan isu ini milik semua orang.
“Ini menyangkut soal keberlanjutan kehidupan. Bukan hanya hari ini, tapi generasi akan datang. Kita lihat saat ini bencana ada dimana-mana. Ini bukan bencana alam, tapi bencana ekologis,” kata Yaya, sapaan akrabnya.
Yaya mengatakan, bencana ekologis itu akibat pembangunan tidak terkontrol dan mengorbankan wilayah konservasi.  Sedang masyarakat miskin selalu menjadi kambing hitam.“Kita ingin mencegah ini tidak terjadi di Bali. Kalau sampai terjadi, akan menimbulkan kerusakan sangat masif. Kita lihat di Jakarta. Proyek reklamasi di Pantai Indah Kapuk menyebabkan banjir sangat besar.”
Menurut dia, dalam memuluskan proyek reklamasi ini, pemerintah dan pengusaha melakukan konspirasi. Mereka mencari celah agar dari sisi peraturan seolah-olah legal. “Masyarakat sudah dibohongi. Pemerintah tak punya itikad baik. Kita tak bisa hanya diam. Tahun 2014 ini momentum tepat buat kita bergerak.”
Senada diungkapkan Selamet Daroyni, koordinator pendidikan dan penguatan jaringan Kiara.  Dia mengatakan, proyek reklamasi di Indonesia merupakan bentuk kemudahan bagi para penguasa menguasai lahan-lahan di pesisir dan memberikan dampak buruk bagi penghidupan nelayan.
“Proyek reklamasi akan makin memperparah kota-kota pesisir karena kehilangan daya dukung lingkungan yang berakibat pada banjir. Reklamasi ini perampasan wilayah laut, setelah mereka kesulitan mencari lahan di darat.”
Tampak Jerinx SID dan Gembul Navicula turut dalam aksi tolak reklamasi Teluk Benoa di Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Tampak Jerinx SID dan Gembul Navicula turut dalam aksi tolak reklamasi Teluk Benoa di Jakarta. Foto: Sapariah Saturi
Readmore.....

Kamis, 04 September 2014

Superman Is Dead Gugah Kepedulian Bangsa Lewat Lagu

Kapanlagi.com - Siapa yang menyangka bahwa banyak hal yang sederhana ternyata memiliki arti mendalam dan hal-hal besar bisa begitu sederhana untuk disampaikan. Itulah yang tergambar dari kunjungan pentolan band punk rock, Superman is Dead (SID) Jerinx yang bertandang ke markas KapanLagi.com® di kawasan Kuningan Jakarta Selatan pada kamis(18/7) siang.
Pria yang punya nama asli I Gede Ary Astina bercerita banyak tentang single terbaru mereka Jadilah Legenda. Menurutnya ini merupakan sesuatu yang baru dilakukan dirinya dengan SID.

Kita mau tularkan, sebarkan, dan menggugah kembali betapa kayanya negeri ini. Betapa beragam, dan indahnya negeri ini dan betapa besarnya Indonesia kita ini.
Superman Is Dead
 

"Buat saya ini adalah sesuatu yang baru banget dilakukan SID. Single ini sebenarnya menceritakan bahwa kita harus bangga menjadi anak Indonesia, karena begitu banyak kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia dan gak itu saja, kita harus mengabdi kepada nusa dan bangsa," ujarnya.
Jerinx Superman is Dead/@Foto: KapanLagi.com®/Agus
Dari lagu tersebut SID ingin menyampaikan sebuah pesan kepada semua orang untuk peduli akan kekayaan di negara ini. Baginya hal ini sangat perlu untuk membuat khususnya generasi muda tergugah.
"Kita mau tularkan, sebarkan, dan menggugah kembali betapa kayanya negeri ini. Betapa beragam, dan indahnya negeri ini dan betapa besarnya Indonesia kita ini. Sayang banget yah kalau bila hal-hal itu kok sepertinya kurang di sadari. Padahal hal-hal itu tadi adalah hal utama yang patut kita syukuri, kita jaga, dan kita nikmati sebagai anak bangsa bukan hanya sekelompok atau segelintir kecil orang saja," tukasnya.
Readmore.....

Para Musisi Ini Berjuang Untuk Alam Indonesia


KapanLagi.com - Bali sebagai tanah impian dan menjanjikan membuat banyak pengusaha untuk mereguk keuntungan di sana. Mereka mendirikan berbagai usaha namun jarang yang peduli untuk tetap mempertahankan keindahan alam.

Teluk Benoa yang merupakan kawasan konservasi kini tengah mengalami prahara. Beberapa penguasa modal berencana untuk merombak tempat tersebut untuk membangun sebuah kawasan hiburan. Superman is Dead dan beberapa organisasi pun menggelar aksi menentang reklamsi teluk Benoa.

Mereka meminta agar kawasan tersebut tetap ada karena memiliki peranan penting sebagai penahan ombak. Menurut Superman Is Dead, reklamasi Teluk Benoa hanya akan menyisakan kehancuran dan memperparah kerusakan alam.
Readmore.....

Jerinx SID Berkeluh Kesah Tentang Perkembangan Bali

Kapanlagi.com - Kedatangan Jerinx ke markas KapanLagi.com pada Kamis (18/7) lalu, tidak hanya bercerita seputar single terbaru serta album terbaru Superman Is Dead. Drummer Superman is Dead itu  juga mencurahkan isi hati serta rasa gelisah akan perkembangan wisata di kampung halamannya, Pulau Dewata, Bali.
Jerinx menumpahkan perasaannya tentang kondisi bali saat ini. Dia merasakan kehilangan dari perubahan yang terjadi di Bali.
"Bali sekarang sudah banyak berubah. Ada sesuatu yang hilang dan yang paling saya rasakan itu, hilangnya ketulusan. Dulu nilai ketulusan saya rasakan banget dari banyak hal-hal kecil, tolong menolong, keramahan,  ketulusan, kini sepertinya semua seperti hampa," paparnya.
Lebih lanjut pria bernama asli I Gede Ary Astina memandang opini tentang Bali sebagai pusat wisata tingkat dunia telah melenceng jauh dan cenderung kebablasan.
Jerinx SID/@Foto: KapanLagi.com®Jerinx SID/@Foto: KapanLagi.com®
"Kalau saya lihat terlalu mendewa-dewakan Bali sebagai pusat pariwisata internasional itu juga gak bagus loh, soalnya jadi banyak disalah tafsirkan dan di salah artikan. Jadinya sekarang banyak kerusakan. Reklamasi pantai terjadi hampir di mana-mana," terangnya
Satu hal lagi yang cukup memprihatinkan tentang gembar-gembor opini pusat wisata dunia tersebut di mata pentolan SID ini adalah, kurang dirasakannya kemajuan ekonomi bagi masyarakat asli di pulau dewata tersebut.
"Dari sisi ekonomi yang saya lihat maupun rasakan yah banyak orang Bali yang hanya sekedar jadi penonton saja,  jadi penggembira saja. Sedangkan pendapatan yang sesungguhnya sangat besar kurang dinikmati oleh orang Bali sendiri," tutur Jerinx.
Readmore.....

#BaliNotForSale, Gerakan Musisi Bali Selamatkan Tanah Kelahiran

Kapanlagi.com - Perkembangan yang sedemikian pesat di pulau Bali mendapat reaksi dari publik Bali sendiri. Para seniman pun turun tangan, membentuk gerakan #BaliNotForSale, di dalamnya ada nama Superman Is Dead, Navicula dan Nosstress.
Bersama-sama, mereka menolak penjualan tanah-tanah Bali, di mana biasanya dijual untuk pembangunan akomodasi wisata. Tidak hanya musik, namun juga ada pertunjukan seni lain. Lokasinya pun dipilih menyesuaikan tema acara, di sawah.
Drummer Superman Is Dead, Jerinx, yang dikenal sangat vokal terhadap tanah kelahirannya, menampilkan semangat melalui akun Twitter-nya @JRX_SID mengenai acara gratis yang digelar pada Jumat, 26 Juli 2013 ini.
Twitter: @JRX_SID

Jerinx menegaskan, semua band yang bermain di #BAliNotForSale bermain tanpa dibayar. Sebuah gerakan publik sebaiknya memang tidak diremehkan.
Readmore.....

Tampil di hadapan veteran, SID tetap ngerock!

Merdeka.com - Adaa yang berbeda di acara Konser Kemerdekaan Republik Indonesia yang dihelat di Soehanna Hall Jakarta, SCBD Jakarta Selatan, Rabu (21/8). Band cadas Superman Is Dead tampil di hadapan para veteran pejuang yang ikut menyaksikan acara itu.
Dengan membawakan tiga lagu jagoannya seperti Legenda, Sunset di Tanah Anarki dan Aku Anak Indonesia, band asal Bali itu mengaku senang bisa berpartisipasi di acara tersebut

"Untuk konser ada kolaborasi lagunya tanah airku materinya baru dikasih seminggu yang lalu, pokoknya seneng bisa ikut," ujar Bobby Kool saat berkunjung ke Kantor KapanLagi.com AXA Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/8).


Meski tampil di hadapan para pejuang, band yang digawangi Bobby Kool, Eka Rock dan Jerinx itu tetap tampil dengan gaya musik mereka yang cadas.
"Kita bawain apa yang kita bisa, musik rock, sepertinya orang-orang yang nonton dengan gaya kita, tetep nggak ninggalin ciri khas," kata Jerinx.
Memang saat jaman kemerdekaan para anggota SID tak ikut merasakan momen itu, namun mereka tetap mengisinya lewat seni. "Kami ingin berkontribusi dalam ikut serta mendekatkan bangsa ini dengan kedaulatan dan kemerdekaan yang sejati," pungkasnya.
Readmore.....

Begini Jadinya Jika Bobby SID 'Kehilangan' Gitarnya

Kapanlagi.com - Sebagai seorang gitaris, tentunya hidup Bobby Kool takkan lengkap tanpa kehadiran instrumen tersebut. Namun bagaimana jadinya jika pentolan Superman Is Dead ini 'kehilangan' gitarnya? Hal itulah yang terjadi pada saat grup musik bergenre punk itu manggung beberapa waktu lalu. Pria 36 tahun itu memang muncul tanpa gitar menemani aksinya. Lho kok?
Alih-alih memegang gitar, kali ini dia malah memegang microphone dan menyumbangkan suaranya. Momen ini memang jadi saat pertama kali dia muncul tanpa gitar di atas panggung.
Bobby SID @ Twitter/Superman Is DeadBobby SID @ Twitter/Superman Is Dead
Foto tersebut diunggah sendiri oleh akun resmi Superman Is Dead. Admin juga menuliskan caption yang cukup unik, dan menunjukkan aktivitas sang gitaris saat itu.
"Untuk pertama kalinya @BOBBYBIKUL tampil tanpa gitar. Yeah, rock on man!!," demikian bunyi caption gambar tersebut.
Dalam foto tersebut, Bobby mengenakan kemeja bermotif bunga-bunga dan memadukannya dengan celana pendek gitam. Dia juga mengenakan topi dan kacamata hitam untuk melengkapi penampilannya. (kpl/ris)
Readmore.....

Jerinx 'Superman Is Dead' Risau Kebhinekaan Terancam

Perhelatan pemilihan presiden 2014 membuat masyarakat terpecah belah.
Liputan6.com, Jakarta - Personel grup band Superman Is Dead, Jerinx risau atas ancaman kebhinekaan. Perhelatan pemilihan presiden 2014 membuat masyarakat terpecah belah.

Dalam kicauannya melalui akun @JRX_SID di twitter, Kamis, 12 Juni 2014,  Jerinx yang bernama asli I Gede Ari Astina itu menuliskan kegelisahannya. "Dijajah asing? Kita masih bisa melawan jika bersatu. Tapi kalau perang saudara, gak ada yg bisa kita lakukan tuk lawan penjajah. #Bhineka."

"Saya lebih memilih kita bersatu melawan penjajah asing daripada kita tercerai berai dijajah fanatisme sempit berkedok agama. #Bhineka,"

Bukan kali ini saja Jerinx bersuara soal keberagaman. Dalam sebuah perhelatan konser musik #BedaIsMe, Jerinx juga menyatakan kalau kita semua besar di lingkungan yang mendukung keberagaman.

"Sekarang kita lihat banyaknya informasi yang ada di media lebih banyak. Kenapa kita tanggap, kita merasa ini sudah tidak sesuai dengan sesuatu yang ideal terhadap sebuah bangsa yang majemuk. Alasan menyuarakan ini bukan karena disengaja tapi karena terlahir untuk melawan penyeragaman, kita besar dalam lingkup di Bali yang sempit itu untuk mencoba menghargai manusia tanpa melihat agama, tanpa melihat cara dia beragama," tutur penggebuk drum 'Superman Is Dead' itu suatu kali di Malam Puncak #BedaIsMe di kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

"Kita besar di lingkungan yang mendukung keberagaman. Dan kalau kita menyerah pada kekerasan yang mengatasnamakan agama itu berarti kita sudah tidak menghargai diri kita sendiri juga," pungkas Jerinx.
Readmore.....

Selasa, 24 Juni 2014

Superman is Dead Libur Selama Bulan Ramadan

Superman is Dead Libur Selama Bulan Ramadan
Kompas.com
Superman is Dead 
WARTA KOTA, SETIABUDI - Grup band Superman is Dead tidak akan menjalani rutinitasnya sebagai musisi di industri musik selama bulan Ramadan. Band asal Bali ini libur selama bulan puasa untuk menghormati kaum muslim yang melaksanakan ibadah di bulan suci.
"Superman is Dead selalu libur selama bulan Ramadan berlangsung. Kami menghormati kaum muslim untuk menjalankan ibadah. Tidak ada manggung selama bulan puasa berlangsung," ujar Jerinx yang merupakan penggebuk drum dari band Superman is Dead saat ditemui Warta Kota di Kota Kasablanka Kuningan Jakarta Selatan pada Kamis (19/6/2014) malam.
Eka yang merupakan bassis Superman is Dead juga mengatakan dirinya dan kawan - kawan akan menikmati liburan di Pulau Bali daerah asalnya. Ia juga menambahkan pada saat libur dimanfaatkan untuk mendapatkan inspirasi membuat lagu baru.
"Kami libur selama bulan puasa kumpul - kumpul di Bali, menikmati keindahan pulau Bali. Melakukan hal - hal positif untuk menjadi kelestarian alam di Bali," ucap Bobby yang merupakan vokalis Superman is Dead. (Andika Panduwinata)
Readmore.....

SID Dedikasikan Award di AMI 2014 untuk Bali Tolak Reklamasi

SID Dedikasikan Award di AMI 2014 untuk Bali Tolak Reklamasi
Superman Is Dead saat menerima penghargaan di malam puncak AMI Awards 2014 - foto oleh Putri Indah .M.
Trio punk rock asal Bali, Superman Is Dead kembali meraih penghargaan di tahun Kuda Kayu. Kali ini dari Anugerah Musik Indonesia. SID sukses diganjar award untuk kategori Duo/Grup Rock.
"Kami dedikasikan award ini untuk gerakan Bali Tolak Reklamasi! Hidup rakyat!," ujar Eka saat mereka bertiga memberikan speech singkat (19/6) malam.
Superman Is Dead terpilih dengan lagu "Jadilah Legenda" dari album terbaru Sunset di Tanah Anarki. Mereka masuk nominasi bersama Andra & The Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, Superglad dan The Fly.
Helatan AMI Awards ke-17 berlangsung di The Kasablanka, Jakarta (19/6). Sebanyak 51 kategori penghargaan diberikan dan 11 di antaranya ditayangkan secara on-air di stasiun TV swasta.
Readmore.....

Superman is Dead Grup Band Rock Terbaik di AMI Awards ke-17


 Superman is Dead Grup Band Rock Terbaik di AMI Awards ke-17
WARTA KOTA, SETIABUDI- Perhelatan penghargaan untuk insan musik di Tanah Air digelar pada Kamis (19/6/2014) malam. Anugerah Musik Indonesia (AMI) award yang ke-17 berlangsung sangat meriah di Kota Kasablanka Kuningan Jakarta Selatan. Acara ini banyak dimeriahkan dari berbagai artis dan musisi populer di Indonesia.
Superman is Dead menjadi pemenang dalam nominasi grup band rock terbaik pada Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards yang ke-17. Band asal Bali ini mengalahkan Andra & The Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, Superglad, dan The Fly yang masuk nominasi kategori band rock terbaik.
"Kami sangat bersyukur meraih penghargaan pada AMI Awards ke-17 ini. Kami juga menaruh respect untuk band - band rock lainnya yang masuk nominasi. Mereka para grup band senior yang juga memberikan inspirasi untuk kami," ujar Jerinx yang merupakan penggebuk drum dari grup band Superman is Dead kepada Warta Kota di Kota Kasablanka Kamis (19/6/2014) malam. (Andika Panduwinata)
Readmore.....

SID Ingin Kolaborasi dengan Wiji Thukul


 SID Ingin Kolaborasi dengan Wiji Thukul

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Superman Is Dead (SID) rupanya ingin orang-orang seperti Wiji Thukul tetap ada di Indonesia. Wiji adalah aktivis yang selalu berteriak lantang lewat puisi-puisinya untuk menentang ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan penguasa.
"Kami ingin orang seperti Wiji tetap ada di negeri ini," ucap Jerinx, drummer SID, Senin, (21/10/2013), di kantor Sony Music. Bahkan, personel SID juga menuturkan keinginan mereka berkolaborasi bersama Wiji.
Namun, sampai sekarang sosok Wiji belum diketahui keberadaannya. Tahun 1998 ia dinyatakan hilang. Ia diculik. Dan, sampai sekarang tidak seorangpun yang mengetaui apakah Wiji masih hidup atau tidak.
"Belum jelas beliau masih hidup atau sudah meninggal. Kalau masih hidup kami ingin berkolaborasi dengan beliau," lanjut Jerinx.
Personel SID memang tidak tahu kapan keinginannya itu bisa terealisasikan. Paling tidak, beberapa waktu silam mereka berkolaborasi degan anak-anak Wiji dalam sebuah pementasan.
Readmore.....

Virzha Kebingungan Duet Bareng Superman Is Dead


 Virzha Kebingungan Duet Bareng Superman Is Dead
JAKARTA – Virzha "Idol" mengaku sangat bangga saat dipercaya menjadi salah satu pengisi acara AMI Award 2014. Apalagi, dia langsung mendapat kesempatan berkolaborasi dengan Superman Is Dead.

Baginya, ini pengalaman pertama terjun ke industri musik yang sebenarnya pascahengkang dari Indonesian Idol. Virzha pun ingin menunjukkan dirinya mampu bersaing di industri musik dengan tampil maksimal di AMI Award 2014.

"Rasanya luar biasa, aku ngulang lagi pelajaran yang didapat saat Idol. Setelah keluar sekarang saatnya berjuang sendiri lagi, dapati mimpi lagi, dan tunjukkan diri lewat ajang ini," ungkapnya saat jumpa pers AMI Award 2014 di Auditorium MNC Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2014).

Kesempatan ini kemudian dia manfaatkan sebaik-baiknya. Penyanyi asal Aceh inipun mencoba terus belatih. Namun, untuk kolaborasi dengan Superman Is Dead, Virzha agak kebingungan, karena belum sekali pun bertemu band asal Pulau Dewata itu.

"Persiapan belum ada latihan, cuma aku sudah tahu bawain lagu baru mereka. Lagu tentang Indonesia, makna lagunya bagus banget, judulnya apa? Kita lihat nanti," tandasnya.

Selain Virzha, Husein, dan Nowela juga akan tampil pada malam puncak AMI Award pada 19 Juni yang ditayangkan secara langsung oleh RCTI pada pukul 21.00 WIB.
Readmore.....

SID Bersaing dengan Gugun Blues Shelter di AMI AWARDS




Metrotvnews.com, Jakarta: Setelah mengalami banyak pergolakan, Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) kembali digelar di tahun 2014. Hari ini, Kamis (19/6), The Kasablanka, Jakarta Selatan, akan menjadi saksi siapa insan musik terbaik negeri ini.

AMI Awards 2014 akan memberikan penghargaan kepada insan musik yang terbagi dalam 47 kategori. Salah satu kategori yang menarik untuk di bahas adalah Kategori Duo/Grup Rock, dimana para musisi lintas generasi bertarung. Adalah Andra & The Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, Superman Is Dead (SID), Superglad, dan The Fly, enam grup yang pada malam nanti memperebutkan piala AMI Award kategori Duo/Grup Rock terbaik.

Band yang masuk dalam kategori tersebut tentu sudah memiliki pengalaman yang kaya di industri musik Indonesia. Gugun Blues Shelter misalnya, band yang beranggotakan tiga personel itu sebelumnya telah membawa nama Indonesia di kancah festival musik internasional, Hard Rock Calling 2011 yang digelar di Inggris.

Tidak ketinggalan dari Gugun Blues Shelter, Superman Is Dead, yang terdiri dari tiga pemuda asal Bali juga menunjukkan taringnya sebagai band yang patut diperhitungkan dengan segudang prestasi dan pengalaman. SID tercatat pernah melakukan tur 16 kota di Amerika Serikat pada 2009 lalu. Kini, SID menjadi salah satu band dengan basis penggemar terbesar di Indonesia.

Sementara itu, band lain yang ikut bersaing dalam kategori Duo/Grup Rock adalah The Fly. Band yang mencuat lantaran lagu "Terbang" di tahun 2001 itu hingga kini masih diperhitungkan oleh penyelenggara AMI Awards untuk mendapat penghargaan sebagai band rock terbaik di negeri ini.

Band lain seperti Andra & The Backbone yang sudah tidak perlu diragukan lagi kadar kualitas bermusiknya, para "Berandalan Ibukota", Superglad, dan Dynamic Blues, bisa saja menggondol piala AMI Awards malam nanti. Tentu proses perebutan piala ini tidak mudah mengingat nama-nama besar seperti Gugun Blues Shelter dan SID telah bersiap pembawa acara menyebut nama mereka untuk naik podium. Foto:Istimewa
Readmore.....

SID Tak Berharap Gondol Piala AMI Awards


Superman Is Dead (Foto:Metrotvnews.com/Agustinus Shindu. A)
Metrotvnews.com, Jakarta: Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2014 digelar beberapa jam lagi. Superman Is Dead (SID), terlihat memasuki venue yang berlokasi di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2014) petang.

Kehadiran trio punk rock asal Pulau Dewata ini kian meramaikan gelaran ajang penghargaan musik bagi musisi Tanah Air. Penggebuk drum SID, I Gede Ari Astina yang akrab disapa Jerinx, mengungkapkan, mereka memiliki misi yang lebih penting untuk disampaikan daripada mengejar penghargaan semata.

"Enggak ada harapan terlalu tinggi (untuk memperoleh penghargaan AMI Awards, Red). Kalau dapat bagus, kalau enggak juga enggak apa-apa. Yang penting kita menyampaikan pesan di atas panggung," ujar Jerinx, singkat.

Untuk diketahui, SID masuk dalam nominasi kategori Duo/Grup Rock Terbaik, bersaing dengan lima band lain, yaitu Andra & The  Backbone, Dynamic Blues, Gugun Blues Shelter, Superglad, dan The Fly.

Perhelatan AMI Awards tahun ini terasa spesial karena bertepatan dengan perayaan ke-17 tahun. Daftar nominasinya pun cukup banyak. Mencakup 48 kategori dan tiga kategori khusus. Kategori tersebut dibagi menjadi bidang pop dan urban, bidang rock dan metal, bidang jazz dan istrumental, bidang keroncong dan keroncong kontemporer langgam, stambul, bidang dangdut, bidang lagu anak-anak, bidang karya produksi, bidang penunjang produksi, serta bidang umum.

Menurut jadwal, acara penghargaan bergengsi ini akan dimulai pukul 21.00 WIB.
Readmore.....

Senin, 26 Mei 2014

Jerinx SID dan Musisi Bali Demo di Istana Negara

Kapanlagi.com - Pagi tadi, Istana Negara dikejutkan dengan hingar bingar musik. Telihat salah satu personel Superman is Dead, Jerinx ikut terlibat dalam aksi demo tersebut.
Demo ini merupakan bagian dari Bali Tolak Reklamasi menolak pembangunan Tanjung Benoa yang sudah didengungkan di Bali. Tak hanya Jerinx saja, beberapa musisi juga terlibat dalam aksi protes ini sambil menyanyikan lagu Bali Tolak Reklamasi.


 Dari pesan yang ingin disampaikan, menurut mereka tak hanya pesisir Bali saja yang harus diselamatkan namun juga di beberapa kota lainnya termasuk Jakarta. Mereka mengatakan jika penyebab banjir di Jakarta dan Manado karena masalah pesisir yang tidak ditangani.
Superman is Dead juga mengajak Outsider dan Lady Rose (julukan fans SID) untuk turut serta dalam demo ini. Demo sendiri berlangsung aman dan terkendali.
Readmore.....

Selasa, 20 Mei 2014

SID: Bangga, Karya Kita Tidak Pernah 'Diperkosa' Label

 SID: Bangga, Karya Kita Tidak Pernah 'Diperkosa' Label
Kapanlagi.com - Salah satu personel Superman Is Dead (SID), Eka Rock mengaku bangga dengan label yang menaunginya. Pasalnya, Sony Music mempercayakan SID dalam berkarya tanpa adanya campur tangan.
"Kita bangga karya kita tidak pernah diperkosa atau diaduk-aduk sama Sony. Kita pikir major label seperti Sony sudah jarang di Indonesia," ungkap Eka saat ditemui di Kawasan Menteng Jakarta Pusat, Senin (21/10).
Begitu juga dengan pemilihan single pertama di dalam album baru SID yang berjudul SUNSET DI TANAH ANARKI. Dikatakan Bobby Kool, label memberi kepercayaan penuh kepada SID memilih single jagoan mereka.
"Single pertama ini (Jadilah Legenda) kita yang pilih. Justru yang kedua jadi pilihan Sony (label)," timpal Bobby.
Dilanjutkan Bobby, awalnya mereka pun dijatahkan mengisi 13 lagu di album tersebut. Namun untuk mengenang 17 tahun berkiprah di industri musik, materi lagu pun mereka akhirnya mereka tambahkan.
"Kebetulan kita ultah ke 17. Tadinya dijatah cuma 13 lagu, tapi kita akhirnya buat 17 lagu. Materinya dari tahun lalu saat kita 17 tahun," tandas Bobby.
Readmore.....

Superman Is Dead Ungkap Rencana 2 Tahun Lagi

 [Eksklusif] Superman Is Dead Ungkap Rencana 2 Tahun Lagi
Kapanlagi.com - Setelah album baru SUNSET DI TANAH ANARCHY dirilis, pastinya Superman Is Dead bakal disibukkan dengan jadwal show. Ternyata, tidak cuma itu. Kepada KapanLagi.com®, Superman Is Dead menjelaskan rencana mereka yang bahkan sudah dirancang untuk jauh-jauh hari!
"Masih ada beberapa agenda yang segera direalisasikan, salah satunya tur keluar Indonesia," kata Jerinx, Rabu (23/10), di Axa Tower, Kuningan, Jakarta, sebelum membocorkan hal lain lagi.
"Saat ini sedang mengerjakan proyek buku, tapi belum tahu (kapan keluar), mungkin sekitar dua tahun lagi," imbuhnya.
Jerinx tidak memberitahu lebih detail soal tur keluar negeri ataupun proyek buku tersebut, namun sekarang sudah semakin jelas, Superman Is Dead belum akan terhenti. Sabar menunggu tur dan buku mereka, ya
Readmore.....

Superman Is Dead Konsisten Tolak Reklamasi Bali

Kapanlagi.com - Sebagai public figure, Superman Is Dead memanfaatkan status tersebut demi kepentingan sosial. Sesuai dengan lagu-lagu yang kerap meneriakkan kritik sosial, mereka pun tak segan berbicara melalui penampilan.
Seperti yang tampak saat acara Hang Out on Air Bareng Superman Is Dead di kantor KapanLagi.com® di AXA Tower, Kuningan, Jakarta, Rabu (23/10). Ketiga personel SID, Jerinx, Bobby dan Eka serempak membuka jaket di depan para Outsiders. Ternyata mereka bertiga mengenakan baju yang sama.
Superman Is Dead dengan kaos kampanye penolakan reklamasi Bali. ©Pitta Sekar/KapanLagi.com®Superman Is Dead dengan kaos kampanye penolakan reklamasi Bali. ©Pitta Sekar/KapanLagi.com®
Seperti diketahui, SID yang berasal dari Bali sedang menggalakkan kampanye menolak reklamasi Pulau Dewata. Tak sekadar memanfaatkan jejaring sosial, mereka juga membuat lagu yang bisa diunduh gratis dari internet.
Hadir di KapanLagi.com® untuk mengobrol dengan Outsiders sekaligus promo album terbaru, SUNSET DI TANAH ANARCHY, Superman Is Dead mengungkap detail album 'perlawanan' tersebut, termasuk soal artwork, musikalitas, sampai rencana jangka panjang mereka.
Readmore.....

Superman Is Dead Bicara Soal 'SUNSET DI TANAH ANARCHY'

Kapanlagi.com - Hadir di AXA Tower, Kuningan, Jakarta, pada Rabu (23/10), secara eksklusif Superman Is Dead berbicara soal detail SUNSET DI TANAH ANARCHY, album terbaru mereka. Mulai dari genre musik sampai penjelasan artwork, lengkap!
"Ada banyak metafora dalam artwork, secara garis besar menceritakan kondisi bangsa ini secara umum. Ada orang demonstrasi menuntut keadilan, gambar tempat bensin (terkait harga BBM), monyet memakai topi ini melambangkan perilaku kebanyakan manusia saat ini, agresif, pengecut," ungkap Jerinx.
"Ada bunga mawar, jadi masih ada cinta," imbuh Jerinx, menyebut nama Helmi dari Jogja sebagai artist artwork.
Cover SUNSET DI TANAH ANARCHY. ©supermanisdead.netCover SUNSET DI TANAH ANARCHY. ©supermanisdead.net
Bila selama ini SID dikenal memainan punk dengan lirik lugas, kamu akan terkejut mendengar album SUNSET DI TANAH ANARCHY. "Secara lirik, sangat berpuisi. Baik yang berbahasa Inggris maupun Indonesia, arahnya lebih sastra," ujar sang frontman.
"Secara genre, sangat luas. Mulai punk rock, rockabilly, metal, drum and bass, contrabass, choir, singkatnya luas. Eka juga ada nge-rap dua lagu tapi kumisnya nggak ikut," tukas Jerinx seraya melirik Eka di sebelahnya.
Readmore.....

Tetap Resah, Tetap Melawan

 No Image Preview
By : pelukislangit
“Nada arus utama yang kian menyakitkan, ambil alih gelombang untuk menyerang.”
Siapa band lokal yang berani menjual cd seharga Rp.75.000? Kemasannya tidak spesial, hanya menggunakan digipack biasa. Tidak direkam menggunakan teknologi Audiophile. Tidak ada bonus khusus. Dan tambahkan lagi, musiknya punk.



Cuma Superman is Dead yang punya nyali. Album ke-8 mereka yang berjudul Sunset di Tanah Anarki sudah beredar luas. Harganya mahal untuk ukuran cd lokal.

Saya merasa tidak perlu untuk mencari tahu kenapa harga cd ini mahal. Apakah memang ini policy bandnya atau si label. Tapi, urusan beradu dengan nyali selalu ada di dalam DNA Superman is Dead. Sunset di Tanah Anarki adalah album yang bagus.

Seperti biasa, mereka menghadirkan jumlah lagu yang serenceng; total ada 17 lagu di album ini. Tentu saja, tidak semuanya bagus. Tapi penempatan lagu bagus di album ini lumayan merata. Sehingga ketika kita bosan mendengarkan lagu-lagu yang hampir seragam, dihajar lagi dengan lagu bagus. Tidak membosankanlah pengalaman mendengarkan Sunset di Tanah Anarkinya.

Yang selalu menarik dari Superman is Dead adalah perlawanan yang tidak pernah usai akan kemapanan. Ini selalu bisa jadi menu yang sangat asyik untuk diolah. Jangan pernah lupa bahwa Sunset di Tanah Anarki adalah album ke-5 mereka bersama Sony Music Indonesia. Jadi, paham lama bahwa musik punk rock dan major label tidak bisa bersinergi, runtuh sudah. Buat Superman is Dead, itu sudah bukan lagi menjadi isu penting.

Kembali ke poin perlawanan, tema-tema people empowerement yang diusung oleh Superman is Dead rasanya tidak pernah usang dimakan waktu. Secara personal, buktinya sudah cukup. Efek mendengarkan lirik-lirik yang mereka teriakkan masih sama seperti ketika saya mendengarkan Bad Bad Bad, album mereka yang dirilis 11 tahun yang lalu atau Kuta Rock City yang dirilis 10 tahun yang lalu.

Lagu Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya misalnya, punya nuansa yang sama dengan Musuh Sahabat dari album Kuta Rock City. Padahal keadaannya sudah beda; jika Kuta Rock City adalah pembuktian debut nasional mereka, maka Sunset di Tanah Anarki adalah sebuah produk dari band nasional yang sudah punya massa sangat besar.

Superman is Dead masih berkutat dengan isu yang sama. Dan ketika masih melawan, selama itu pula mereka masih menarik.

Kalau ditelaah lebih dalam, lagu-lagu ciptaan JRX lebih punya daya pikat yang kuat. Tanpa mengecilkan lirik tulisan Eka Rock –Bobby Kool rasanya tidak pernah menulis lirik, atau mungkin saya terlewat?— yang lebih hedonis, tulisan JRX tampak lebih ‘deep’ dan menyiratkan perlawanan yang konstan akan keadaan.

Saya terpesona pada single-single khas punk rock yang bisa dinyanyikan bersama-sama model Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya, Sunset di Tanah Anarki atau Suara dalam Menara –yang juga masih penuh dengan kemarahan—.

Keresahan pada sekitarlah yang membuat mereka masih menyala dengan terang. Terlebih, pemilihan tema yang lugas juga jadi cara untuk menyampaikan keresahan tadi.

Keputusan untuk tetap bersuara lantang terhadap berbagai macam isu ketidakmapanan rasanya juga merupakan tanggung jawab permanen untuk seluruh pengikut mereka yang menemukan sosok super nyaman untuk dijadikan teman bertempur dengan dunia yang kejam.

Sunset di Tanah Anarki, secara sangat sederhana, adalah lanjutan dari komitmen itu. Harga mahal, sama sekali bukan masalah. Karena ini bukan tentang bagaimana uang diputar, tapi bagaimana uang bisa diposisikan sebagai hal sekunder untuk mendapatkan inspirasi abadi tentang perlawanan.

Alasan itulah yang membuat saya tetap membeli musik Superman is Dead sampai hari ini. Dan, lagu Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya layak untuk masuk deretan lagu terbaik sepanjang masa Superman is Dead untuk saya. (pelukislangit)

6 November 2013
Wisma Soewarna – 16.37

Taken From : http://pelukislangit.wordpress.com/2013/11/06/sunsetditanahanarki/
Readmore.....

SID Raih Penghargaan dari UPN Yogya

 No Image PreviewNo Image Preview
TEMPO.CO, Yogyakarta - Band rock asal Bali, Superman Is Dead atau biasa disingkat SID, mendapat penghargaan atas lagunya yang berjudul Jadilah Legenda di Yogyakarta, Sabtu, 14 Desember 2013.

Penghargaan yang bernama Widya Mwat Yasa atau Wimaya Award itu diberikan pihak Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dalam perayaan Dies Natalis-nya tahun ini.

Melalui lagu yang menjadi andalan dalam album terbaru Sunset di Tanah Anarki itu, band beranggotakan Bobby Kool (gitar, vokal), Eka Rock (bas), dan Jerinx (drum) itu dinilai memberi inspirasi dengan membawa roh persatuan bagi publik.

"Kami merasa senang dengan penghargaan ini, apalagi dari kalangan akademisi yang memberikan," kata pentolan SID, Jerinx, saat ditemui Tempo di distro miliknya, Rumble Royal, Jalan Wates, Yogyakarta, Sabtu petang, 14 Desember 2013.

Pria bernama asli I Gede Ari Astina itu menuturkan, lagu Jadilah Legenda diciptakan karena miris dengan carut-marut negeri yang terus dirundung persoalan, khususnya kasus korupsi dan lemahnya penegakan hukum, ini.

"Akibat korupsi, semua bidang sulit berkembang dan maju. Kepercayaan pada lembaga negara makin hilang," kata dia. Lunturnya kepercayaan itu dikhawatirkan berdampak makin rentan hilangnya semangat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Khususnya di kalangan generasi muda.

Misalnya, dalam sepenggal lirik lagu itu yang berbunyi: "Walau dihancurkan disakiti kau tetap berdiri di sini, untuk indonesia jadilah legenda." (Baca: Superman Is Dead Rilis Album Baru)

Jerinx mengakui sengaja datang untuk menerima penghargaan ini. Padahal band yang berdiri sejak 1995 silam itu selama ini dikenal risih dengan seremonial penghargaan. Mereka jarang datang jika diundang, termasuk penghargaan seperti Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards.

"Award dari akademisi ini menurut kami kehormatannya beda dan bebas konspirasi dan kepentingan industri, jadi kami datangi dan terima dengan senang," kata Jerink. "Kami tidak menolak penghargaan dari siapa pun. Tapi, untuk datang, lihat dulu siapa yang undang, he-he."

PRIBADI WICAKSONO
Berita dan Foto SID diambil dari : http://www.tempo.co/read/news/2013/12/15/112537560/Superman-Is-Dead-Raih-Penghargaan-dari-UPN-Yogya
Foto Penghargaan diambil dari twitter @SID_Official
Foto berita koran dari Kedaulatan Rakyat Yogyakarta tanggal 16 Desember 2013.- Thanks Mr. Athonk Sapto Raharjo (simpan foto dgn klik kanan untuk membacanya)
Readmore.....

RSI Readers Choice Awards 2014

 No Image Preview
Superman Is Dead Bangga Kalahkan Raisa
JAKARTA, KOMPAS.com -- Album Sunset di Tanah Anarki milik Superman Is Dead (SID), band punk rock dari Bali, mengalahkan, antara lain, album Heart to Heart dari Raisa dalam Rolling Stone Indonesia Readers' Choice Awards 2014. Bagi SID, ini merupakan sebuah kebanggaan.



"Bangga, karena ini yang memilih bukan kalangan tertentu, tapi masyarakat luas. Kalau Editors' Choice kan jelas editor (majalah) Rolling Stone yang milih. Tapi, ini kan Readers' Choice, ini indikasi SID lebih dikenal dan diaplikasi," kata Jerinx alias I Gede Ari Astina, penggebuk drum SID, sekaligus mewakili Eka Rock (I Made Eka Arsana/bas) dan Bobby Kool (I Made Putra Budi Sartika/vokal dan gitar), yang tak hadir ketika menerima penghargaan tersebut di Rolling Stone Cafe, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Jumat (9/5/2014) malam.

Jerinx tak menyangka album Sunset di Tanah Anarki bisa unggul dalam Readers' Choice Awards 2014.

"Kami juga melihat kompetitor kami lumayan berat, kan. Ada nama-nama besar dan terkenal secara nasional dan lagu-lagu mereka lebih terkenal. Tapi, kami yang memainkan punk rock ternyata bisa menang. Ini sebuah kenyataan yang membanggakan," ujar Jerinx. "Semoga yang dari daerah bisa lebih hebat lagi," lanjutnya.

Readers' Choice Awards untuk kali pertama diadakan tahun ini oleh majalah Rolling Stone Indonesia.

"Tahun ini kami adakan Readers' Choice Award, sebelumnya kan hanya Editors' Choice Awards. Jadi, kami mengadopsi apa yang sedang dilakukan negara ini menjelang Pemilu. Jadi, kami mengadakan Pemilu Rolling Stone Indonesia, tapi yang dipilih itu album terbaik," jelas Editor in Chief Rolling Stone Indonesia, Adib Hidayat.

Sebelum melempar pilihan ke para penggemar musik Indonesia, para editor majalah tersebut lebih dulu menyaring album-album yang mereka anggap terbaik.

"Jadi, kami sudah screening dulu album-album mana yang terbaik. Ada Raisa, Dead Squad, sampai SID. Lalu, fans mereka menggunakan akun social media masing-masing untuk memilih melalui social media, bisa lewat Twitter atau Instagram, harus satu akun untuk one vote," terang Adib.

Pemilihan itu dilangsungkan pada 14-30 April 2014.

"Hanya dua minggu, karena kalau terlalu lama social media juga boring, malah idealnya seminggu," terang Adib lagi.

"Ternyata SID berhasil mendapat pilihan paling banyak," lanjutnya.

Adib berharap Readers' Choice Awards akan menjadi ajang tahunan dan bisa diadopsi oleh majalah Rolling Stone di seluruh dunia.

"Baru tahun ini kami bikin Readers Choice. Ternyata, animonya luar biasa dan principal kami yang di luar negeri melihatnya luar biasa dari hashtag yang kami bikin. Mungkin ini akan menular ke negara-negara lain yang ada Rolling Stone-nya juga. Kan ada 18 Rolling Stone di dunia. Ya, jadi role model. Ini murah meriah soalnya, tapi jadi seru," kata Adib.

Editor : Ati Kamil
Diambil dari : http://entertainment.kompas.com/read/2014/05/11/1547524
Readmore.....

Superman Is Dead dan Tulus Menang di 'Indonesian Choice Awards 2014' Read more: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00051366.html#ixzz32FgLlEEi

WowKeren.com - Grup band tak menyangka nama mereka bisa keluar sebagai pemenang di ajang penghargaan "Indonesian Choice Awards" 2014 yang digelar Minggu, 18 Mei di MEIS, Ancol, Jakarta. Seakan tak percaya namanya disebut, band yang sering disingkat SID ini menang di kategori "Grup/Band/Duo of the Year".

"Ini pertama kalinya kami berdiri di atas panggung penghargaan seperti ini," kata SID. Dengan kemenangan ini, SID pun berhasil mengalahkan pesaing lainnya seperti , , , serta .

Sementara itu, penyanyi Tulus berhasil memenangi kategori "Male Singer of the Year". Tulus berhasil mengalahkan pesaingnya seperti , , , dan .

"Indonesian Choice Award 2014" digelar untuk memperingati ulangtahun NET TV yang pertama. Hingga berita ini dibuat, acara penghargaan masih terus berlangsung. (wk/dn)


Read more: http://www.wowkeren.com/berita/tampil/00051366.html#ixzz32FgnESUu
Readmore.....