Masalah major-non major, underground-non underground,
buat gue udah basi banget, hohoho tentu saja bisa didiskusikan panjang
lebar 4 hari 4 malam bahkan lebih.
Re: 100% superman is
dead...(grow up, kids!)topik major label, pengkhiantan g 30 s pki, bla
bla bla juga kontraproduktif. bukan sok naif, tapi sempetlah gue
"berproses" kayak gitu sebelomnya. cuma kayaknya kok hal begituan belom
tuntas aja di sebagian punk medan ama jogja. ini menurut gue, katakan
kalo gue salah. ``x``x
``xDuh.
That's why I'm not sure Rancid can play here, y'know what I
mean? Punk tentu saja harus selalu menjadi sebuah 'threat', dalam
pemikiran, bukan jadi 'threat' fisik.
I don't know. gue sendiri sih
prihatin kalau sikap chaos jadi membuat ketidaknyamanan individual atau
banyak orang. Apalagi didasari oleh berita selentingan, a.k.a. gosip.
Norak.
Sure SID is punk rock musically, kalau definisi punk
non-punk sendiri siapa sih yang bisa ngejelasin? Sama dengan
underground. Gue nggak tahu kalau ternyata memang ada buku panduan 'The
Laws of the Underground:
Guide to A Perfect Underground Scene'. Uh. Seharusnya mereka baca ya? ^_^
Masalah
major-non major, underground-non underground, buat gue udah basi
banget, hohoho tentu saja bisa didiskusikan panjang lebar 4 hari 4 malam
bahkan lebih. Kalau merasa SID memang, uh, 'membelot', ya sudah nggak
usah beli albumnya atau nonton performancenya. Segampang itu kok. "Punk
sudah dijual, sekarang ABG trendy aja udah pake gelang dan sabuk spike!"
Awww. Get over it, it's soooo last 20 years! Punk sudah terjual sejak
Ramones masuk Sire, Malcolm McLaren memperkenalkan Sex Pistols, MC5 dan
Iggy Pop di Elektra. Kok baru ribut sekarang? Rancid dengan Warner,
Green Day, Bad Religion, etc.
'Selling out', buat gue adalah
melakukan hal-hal yang tidak disukai, tapi demi uang melakukannya. Gue
pribadi sih nggak melihat SID melakukan hal tersebut. Tentu saja mereka
sekarang jauh lebih bisa menghidupi kehidupannya scara album laku 70.000
kopi dan mungkin lebih. Dan nggak salah untuk bisa hidup dari sesuatu
yang mereka sukai: main musik. Toh gue nggak pernah denger mereka
berapi-api bilang: DIY or DIE! Aaww. In my opinion, punk is about being
yourself in this manufactured, fabricated world, dare to be different,
and questioning everything. [for instance, Green Day is as punk as Crass
in a different way. Blink 182 and His Hero Is Gone. Dita Indahsari and
even Garin Nugroho is a punk. So is MTV Jackass and No WTO Home Video.].
Busted, that boy band sure ain't punk.
Gue rasa juga banyak yang
sirik kok ke SID. I know a lot of punk bands want to be in SID shoes,
so they say bullshits about them. Gue inget betul pas SID dirusuhin di
Surabaya, ada anak band lokal yang semangat ikut ngerusuhin. Dia
vokalisnya. Pas gue tanya kenapa SID dirusuhin,whoaaaaa. Jawabannya
banyak banget.
"Ada apa sih?"
"SID bilang fuck Java dulu!"
"Kapan?"
"Adalah! Mereka nulis 'fuck Java' di studionya?"
"Oh ya? Kok gue nggak pernah lihat ya? Lu sendiri udah pernah ke
studionya?"
"Umm, belum sih... tapi temen gue yang liat!"
"Oh, temen elo.. Trus?"
"Gue ditelfon Jopie dari Spills Records marah-marah, katanya SID ingkar
perjanjian dengan label indie Spills dan sign sama Sony!"
"Ditelfon Jopie?"
"Ya! Mereka nggak underground lagi dan memilih Sony!"
"Gue deket sama Jopie kok. Dia spesial nelfon elo? Gue nggak tahu lo
sedekat itu dengan Jopie. Dia malah nggak apa-apa SID merilis album
dengan Sony. Toh dengan Spills mereka memang cuman single saja."
"Ya pokoknya SID tuh ngaco!"
"Ngaco gimana?"
"Sok pake bahasa Inggris, belagu banget!"
"Uh.. kan mereka asalnya juga dari Bali, yang kepake kalo enggak bahasa
Bali ya bahasa Inggris... Bahasa Indonesia aja jarang!"
"Nah itu mereka suka ngomong 'fuck Java' pas manggung! Dikiranya kita
nggak ngerti apa? Anak anak Surabaya jadi marah!"
"Anak-anak Surabaya? Bukannya mereka baru main pertama kali di Surabaya
sekarang?"
"Ah! Pokoknya SID ngaco!"
Uh.
Kurang lebih itu perbincangan saya. Sekarang, band Surabaya tersebut
sign dengan EMI. Lucu juga setelah dia panjang lebar menceritakan
bagaimana undergroundnya dia. Good for him. Lucu juga bagaimana sebuah
gosip berkembang pesat dari hanya 1 mulut saja. Bagaimana sampai ke
banyak orang? Udah distorsi banget kan. Lucu sekali kali kalau
kebanyakan orang biasanya bicara tentang anti penindasan, sekarang
menindas dalam bentuk baru.
Gue sepakat banget sama Wendi tentang
'mind your own business'. As long as you don't fuck other people to get
your goals, it's allright. I don't think SID fucked people over to get
where they stand now. Musically, gue
juga sepakat kala 'Kuta Rock
City' nggak maksimal. Sayang soalnya. They still can develop though.
Iwan Fals era '80an juga musiknya jelek, lirik mungkin tajam, tapi
musiknya biasa banget.
Opini massa bisa membuktikan? Uh, kayaknya
kalau demokrasi, kita memang belum siap. Sampai semua orang pinternya
sama, gue pikir demokrasi nggak akan bisa jalan. Walaupun akan selalu
saja orang yang lahir lebih pintar dan juga orang yang lahir bego.
Mind you, with my rants. Cheers n' beers!
arian arifin ---taken from suicideglam@yahoogroups.com --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar