Tolong jelasin konsep musik SID itu. apa lebih dari sekedar punkrock, atau apa?
Di
istilah pribadi SID menamakan genre yang dianut sebagai: 3-Chordsabilly
Beer Punk Rock. Deskripsinya? (baca biografi yang diselipin di e-mail
ini). Sementara itu secara perspektif sosio-musikal bisa dibilang SID
hampir tak menyuarakan pesan apa-apa kepada publik kecuali: jadilah diri
sendiri.
Pula SID gak bakal mencoba
menyuarakan slogan anti narkoba, anti ini anti itu. Sebab hidup adalah
pilihan. Biarkan orang melakukan apa yang mereka suka. Dan SID
semampunya menghindari stigma mendikte atau menggurui publik. SID
menganggap Generasi Y telah cukup pintar utk memilah-milah yang mana
baik yang mana buruk. Jangan ketika banyak band menyuarakan politik lalu
kita ikut-ikutan melakukannya semata untuk membuktikan bahwa band kita
intelektual plus banjir peduli pada kelangsungan negara ini. We have
nothing to prove. You are who you are. And be proud of it.
.
2.
gue pernah ngobrol ngobrol dengan beberapa teman, terjadi sedikit
perdebatan tentang album terbaru kalian, satu bagian menyatakan album
baru kalian tidak memiliki greget lebih dibanding kan rilisan sebelumnya
(bad bad bad). sementara yang lain menyatakan lebih enjoyable.. menurut
SID sendiri bagaimana?
SID sendiri menganggap album "Kuta Rock
City"--sejauh ini--adalah pencapaian artistik tertinggi di jazirah
berkesenian SID (yah, paling kita kurang puas ama sound di album itu
aja, maklum, namanya juga putra daerah, masih gagap teknologi dan tata
suara he he he...). Seandainya ternyata di kecenderungan komunal ada
pro-kontra tentang kualitas estetika "Kuta Rock City", well, tiap
individu berhak punya pendapat berbeda, kan? Apalagi jika menyangkut
faktor selera, wih, amat subjektif sifatnya. Dan di sini tak ada
pendapat absolut tentang siapa benar siapa salah. Tapi lebih tentang
soal suka tidak suka.
3. ada pernyataan lain yang menyatakan itu adalah akibat kalian masuk major label..pendapat SID tentang itu?
To
whom it may concern: ketika hendak menyimpulkan sebuah fenomena emang
sebaiknya dimunculkan niat menghargai proses alias peduli pada elemen
kronologis yang disebut pra-kondisi terlebih dahulu. Coba investigasi
secara holistik, pasang kuping lebih lebar, buka mata sampai jauh, serta
terus tegar loyal pada akurasi informasi. Jika sudah, baru deh
menyertakan estetika seni subjektif di situ lalu baru kemudian gagah
berani mengambil kesimpulan: album ini yummy yummy, album ini yucky
yucky, album ini not so yummy not so yucky. Let me get this straight,
Major bisa dibilang nihil andil di proses berkesenian SID. SID
dipersilakan berkreasi suka-suka hati. Dari bikin lagu, bikin desain
cover, bikin vidklip, semua dikerjakan SID sendiri (Sony cuma supervisi
dalam skala bukan artistik). Nah, kemerdekaan berimprovisasi segitu
dramatis--ngomongin so-called pra-kondisi nih--didapat oleh SID lewat
negosiasi yang alot dan menghabiskan banyak energi dan riuh botol bir.
Look, dude, proses negosiasi sampai sekitar 4-5 bulan. Melelahkan.
Tekanan mental ultra tinggi. Asli. Dus, jangan pernah lupa, SID ndak
pernah yang namanya nyodorin demo ke label mana pun. Never. No, dude,
never. Sebab dari awal SID telah sadar, jika SID nyodorin demo ke label
(Indie, Major Indie, Major, whatever) maka posisi tawar menawar SID akan
jomplang sejak mula. Kesannya SID yang perlu pada itu label. Padahal
sama-sama butuh. Dan hierarki yang natural muncul nantinya adalah bak
atasan dengan bawahan. Kalo diilustrasikan, persis kayak pegawai yang
butuh pekerjaan. Sementara yang SID pengen adalah partnership yang
notabene hubungannya bakal sejajar. Kayak manajer berprestasi yang
dikejar oleh sebuah perusahaan besar. Selanjutnya sang manajer bakal
berani mati bilang: "Lu berani bayar gue berapa?" Seperti itu, dude.
Kenapa SID menyanggupi bekerja sama dengan major label? Sederhana, SID
itu band miskin. Kalo SID setajir Setiawan Djody, wih, ngapain juga
kerjasama dengan Major??! Nah, karna SID adalah band yang secara
finansial pas-pasan (baca: duit honor manggung dan penjualan album cuma
cukup buat beli bir dan berdandan fully Rock Star, lain tidak), on the
other hand SID pengen melulu hidup dari musik, ya sudah, SID memilih
realistis lalu menjalin kerjasama mutual dengan taipan bernama Sony
Music Indonesia. (Dude, lu gak tau gimana demi mempertahankan idealisme
"pantang nyerahin demo ke label" ini sudah bikin SID nangis darah,
muntah keringat, vertigo akut, hingga 8 tahun...) Sekarang sih SID udah
sedikit hidup lebih enak karna SID cuma mikirin tentang:
1. Giat berkesenian.
2. Giat berkesenian.
3. Giat berkesenian. Sampe mati.
Urusan
distribusi dll udah diurusin Sony. Dengan 24/7 fokus berkesenian an
sich, niscaya diharapkan hasil yang muncul lebih opitmal... Hey,
esensial diingat, independensi tak serta merta pararel dengan eksistensi
institusi di situ. Maksudnya, ketika sebuah band berada di
bawah--katakanlah--Major (baca: institusi) bukan otomatis berarti band
tsb katro' (seperti kecurigaan komunal di Indonesia juga dunia pada
band-band di bawah Major). Sebab jika demikian itu sama aja dengan nuduh
rakyat Indonesia (baca: band) yang tinggal di negara paling korup di
dunia bernama Indonesia (baca: institusi) adalah bagian integral dari
axis of evil alias poros kejahatan. Negara Indonesia = korup > Rakyat
Indonesia = korup. Begitu? Se-stereotype itu? Oh, come on....
Furthermore,
saatnya nanti jika SID sudah tangguh secara finansial SID bakal bikin
label sendiri dus akan mengimplementasikan obsesi SID selama ini.
PS:
1.
Sarwono Kusuma Atmadja pernah bilang, "Saya pada prinsipnya lebih
peduli pada proses serta pra-kondisi dibanding hasil akhir..."
2. Rancid saat sudah gabung dengan Major, mereka tetep Punk Rock, kan?
4. apa sebenarnya peran masing masing personel SID dalam membuat sebuah lagu>?
Kronologinya kerap seperti ini:
-Bobby bikin musik
-Jerinx bikin lirik
-Eka kadang ikut serta bikin lirik juga musik
-Bir Bintang (botol besar dan dingin) menyatukan harmoni ketiganya
5. apa yang menjadi inspirasi kalian dalam membuat sebuah lagu?
Dominan tentang keseharian SID a.k.a. old school Punk Rock principal: Sex, Drugs and Rock 'N Roll.
6. apa yang menjadi acuan kalian dalam menulis lirik? pengalaman pribadi kah, atau harapan, atau apa?
Ya keseharian itu tadi: Sex, Drugs, and Rock 'N Roll. Drink beers, crank up Punk Rock and having a good time.
6.
dalam banyak artikel saya baca , kalau kalian selalu memainkan lagu
karangan sendiri. dan telah memiliki beberapa rilisan. apakah akhirnya
SID berhasil mendapatkan 'cara paling baik dan termudah membuat lagu
bagus ala SID'.? bisa di tuliskan disini?
dan bagaimana cara SID tetap memiliki sesuatu yang fresh
From
the beginning, cara kita bikin lagu ya sama saja: Bobby dateng bawa
lagu baru, kita nge-jam, minum bir, setelah aransemennya dapet kita
ngerjain liriknya. Abis itu ya minum bir lagi... plain and simple.
7.
SID terkenal sebagai band yang bersedia dibayar murah. bahkan bersedia
bermain tanpa dibayar dalam event tertentu, bahkan dalam beberapa
interview saya baca kalian mengalami proyek rugi., . ada alasan khusus
dibaliknya? apa tuh?
SID hidup dari musik. SID udah gak disubsidi
lagi oleh ortu tercinta. Untuk mengakomodasi kebutuhan hidup layak SID
ya cari duit dengan bermain di event-event besar (itu pun dengan
syarat-syarat khusus, contoh soal: SID pernah diajak sebuah event
organizer untuk jadi band pembuka Ari Lasso serta dibayar sesuai standar
SID. Tapi SID nolak. Bukan karna Ari Lasso seperti ini seperti itu.
Bukan karna pilihan musikal Ari salah. Bukan karna SID gak butuh duit.
Lebih karna imej SID beda dengan Ari. Dan SID selalu coba sekuatnya
loyal pada brand image. Simple as that. Not a judgemental decision).
SID
rela dibayar murah bahkan gak dibayar jika sifat dari pertunjukan tsb
non-komersial atau DIY. Alasan kenapa mau main dalam kondisi macam
begitu, roots SID emang dari event kayak gitu, dan SID akan terus
mempertahankan itu. Hell yeah, kacang yang mencoba setia pada kulitnya.
7. apa yang sedang SID dengarkan saat ini? musisi/band.. dan apakah itu mempengaruhi musik SID?
Stereo
SID sekarang sedang dipenuhi band-band Rockabilly/Swing macam Reverend
Horton Heat, Living End, Rocket From The Crypt, Supersuckers pula Brian
Setzer Orchestra. Jejak mereka di "Kuta Rock City" kental tercuat salah
satunya di lagu "Graveyard Blues/Vodkabilly". Dan yang tak pernah sirna
dari stereo SID adalah album-album Social Distortion.
Kilas
balik, SID pada awal kemunculan masif dipengaruhi NOFX dan Green Day.
Sejalan waktu, SID bergeser ke genre a la Social Distortion, Living End
dan Supersuckers. Tentu saja grup-grup tadi punya andil dalam proses
kreatif SID, hanya saja seiring meningkatnya kepercayaan diri SID,
band-band yang disebut di atas pada akhirnya lebih berposisi sebagai
suri tauladan dalam konteks psiko-sosial. Pengaruh musikal mereka telah
jauh menipis. Sampai kemudian akhirnya muncul yang SID sebut sendiri
sebagai "3-Chordsabilly Beer Punk Rock".
7.trend musik
saat ini yang banyak memunculkan band band berimage punk dengan tampilan
yang lebih manis.. seperti simple plan, busted, dan hmm Avril... apakh
itu berpengaruh terhadap kalian?> dan opini kalian tentang trend
tersebut?...
They ain't got nothing on us. SID gak ada sangkut pautnya dengan mereka baik konsep musikal ataupun tampilan visual.
Opini SID terhadap utamanya Busted, hmm..., jangan-jangan mereka cuma rekayasa produser...
8.
walaupun tidak banyak yang beredar luas, tapi dari media massa orang
mengetahui kalian mempunyai rilisan yang tidak sedikit...album apakah
yang paling kalian nikmati hasilnya, dan pembuatannya.?
Ya, kita
udah bikin 3 album indie ("Case 15" thn 95, "Superman Is Dead" thn 99,
"Bad Bad Bad" thn 2002> "Bad Bad Bad" dirilis ulang lagi dalam bentuk
single oleh Spills Record, Bandung), ikut serta di beberapa album
kompilasi, dan 1 album Major yaitu "Kuta Rock City" thn 2003. Secara
popularitas album "Bad Bad Bad" yang mulai mencuri perhatian publik.
Saat pembuatan album "Bad Bad Bad" juga SID sudah lebih merasa lebih
dewasa dalam bermusik (Punk Rock). Kalo secara duit, belom ada yang kita
nikmati hasilnya. Album satu sampai tiga duitnya tau lenyap kemana.
Untuk "Kuta Rock City" belom kebagian royalti nih. Denger-denger sih
udah laku puluhan ribu kopi hingga minggu ke-3 ini. Mudah-mudahan duit
bisa cepet masuk ke kas kita. Bosen banget miskin, euy!
dan rilisan apakah yang akan kalian sarankan kepada orang orang yang baru akan memulai mendengarkan SID? dan kenapa?
Album
"Bad Bad Bad" sebab di situ SID pribadi merasa proses pendewasaan
musikal mulai menunjukkan taringnya. Setelah itu baru deh ikuti dengan
mengkoleksi "Kuta Rock City" sebab proses pendewasaan musikal sudah
makin gahar.
kalau punya kesempatan membuat album lagu lagu terbaik versi kalian.. lagu apa sajakah yang akan kalian masukan? dan kenapa?
Oh well, sejujurnya, SID belom kepikiran sampe ke situ. Maaf.
8. sebutkan band band lokal terutama indie yang kalian rekomendasikan?
Kebunku
Pitstop
Navicula
The Brews
Shaggy Dog
kalau band luar?
Social Distortion
Stray Cats
The Clash
Brian Setzer Orchestra
AFI
Reverend Horton Heat
Green Day
Rocket From The Crypt
Johnny Cash
Living End
Supersuckers
No Use For A Name
Alkaline Trio
9.
sebagai orang indonesia, pasti kalian tau kalau indonesia adalah surga
pembajak. apa opini kalian tentang hal tersebut, dan apa yang kalian
lakukan apabila SID menjadi korban pembajakan?
Lucu juga kalo
liat kecenderungan yang terjadi pada sebagian musisi anak negeri. Mereka
agresif pula bangga mengadopsi falsafah band luar tanpa filter seraya
menyarankan: "dude, bajak aja album ini!" tanpa pernah sadar saatnya
nanti ketika benar-benar hidup melulu dari bermusik--ketika karya
seninya dibajak--baru deh kelojotan setengah mati. Emang enak udah
capek-capek bikin sesuatu yang menurut kita
rockandroll-estetis-luhur-suci taunya orang lain minus penghargaan pun
belas kasihan langsung main bajak aja. You have to experience it
yourself so you know how bad it is! Pada prinsipnya SID menganggap
pembajakan itu tak dapat dibenarkan dari sudut apa pun. Sayangnya negara
Indonesia tercinta adalah masih tergolong dunia ke-3 (baca: miskin
rupiah berkesadaran hukum rendah beli bir saja susah), tentu saja
masalah ini terjebak jadi duh dilematis.
9. pendapat kalian tentang konflik Aceh?
Terhadap
politik, jujur saja, SID benar-benar miskin minat. Memang sih pada awal
kemunculan SID sempat cukup vokal menyuarakan nafas politik. Namun
sejalan dengan waktu SID kemudian menyadari bahwa fenomena politik dan
sejenisnya gak pas dengan suara hati SID. Sebab di atmosfer berkesenian
SID (juga Bali/Kuta Rock City pada umumnya) yang paling dominan
adalah--in no particular order--tentang minum bir dan bergembira bermain
musik. Begitulah keseharian SID yang paling sejati. Dan SID gak akan
coba lagi menyuarakan hal yang SID tak paham. Namun yang paling hakiki
di sini,--dalam konteks konflik Aceh--SID sejak awal tak pernah setuju
dengan budaya kekerasan. Sebisanya segala persoalan diselesaikan dengan
bicara hati ke hati dan dengan kepala dingin untuk menuju satu titik
kesepakatan. Perang adalah opsi paling paling paling akhir. Make Rock 'N
Roll Not War.
9. setelah membaca DEATHROCKSTAR. apa pendapat SID tentang webzine ini, beserta kritik saran dan pujiannya.
Webzine
DEATHROCKSTAR ini pekat merepresentasikan sosok khas Generasi Y, jujur
sekaligus cerdas. Salut. Bravo. FYI, emang sih SID sempet gak enak hati
saat "Kuta Rock City" dapet nilai kurang memuaskan dari DEATHROCKSTAR
sementara SID tidak satu pendapat dengan apa yang kritikus DEATHROCKSTAR
ungkapkan tentang "Kuta Rock City" (he he he...) Ah, tapi apapun itu
SID musti tekan ego pribadi dan mempersilakan orang lain meneriakkan
suara hatinya. Yup, in order to respect so-called democracy. Yup, in
order to respect so-called Freedom Of Speech. Yup, in order to keep life
going on interestingly.
10. final words?
Ini klise namun signifikan: Be who you are. Do what you please. And drink beers when you are in doubt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar