Inilah Superman is Dead. Band dari
Bali yang membawa Indonesia memasuki anak tangga lagu Billboard dalam
kategori ”Uncharted”. Dengan jumlah pendengar di internet lebih dari 1,7
juta orang, SID menduduki peringkat ke-23 dari 50 band terpopuler di
dunia.
Band yang diawaki Jerinx (33, I
Gede Ari Astina, drum), Eka Rock (35, I Made Eka Arsana, bas), serta
Bobby Kool (33, I Made Putra Budi Sartika, vokal dan gitar) terus
bergerak dan semakin eksisnya di dunia musik. Tidak melulu di dalam
negeri, tetapi juga di mancanegara, dari Australia, Singapura, dan
Amerika Serikat. Misinya: melakukan perlawanan terhadap sistem yang
bobrok.
Apakah SID akan tetap
konsisten dengan memainkan punk rock atau suatu hari nanti akan
menyesuaikan diri dengan pasar? (Teddy Hutabarat, xxxx@yahoo.com)
Bagi SID, punk rock adalah
gagasan untuk mengubah sesuatu menjadi ideal dengan apa yang kita
percaya. Musik SID bisa saja berubah, tetapi selama perubahan itu tidak
menumpulkan perjuangan gagasan yang kita percaya, sah-sah saja jika ada
sedikit perubahan.
Kenapa pakai nama ”Superman is Dead”? (Sugeng Riyadi, xxxx@yahoo.co.id)
Kami memilih nama SID karena
musik kami memiliki pesan yang sangat jarang diangkat oleh band-band
Indonesia. Dipilih bernama SID karena kami tidak percaya akan konsep
manusia sempurna. Semua manusia pasti memiliki sisi gelap dan terang,
serta obsesi menjadi manusia sempurna. Contohnya di Indonesia, mereka
yang mengklaim diri paling benar/sempurna malah lebih sering menindas
yang lemah dan yang tak sepemikiran.
Bli, kalau tidak manggung ada pekerjaan sampingan, ya? (I Gusti Bagus Raka DY, Bandung)
Selain bermusik, personel SID
memiliki bidang usaha sendiri-sendiri. Bobby adalah seorang graphic
designer sekaligus owner brand Electrohell. Selain itu, dia juga
memiliki studio rekaman Electrohell. Eka adalah seorang pakar IT,
pemilik warnet V8 yang juga menyelami fotografi dan bisnis makelar. Saya
sendiri, selain penulis, memiliki Twice Bar/Diner/Tattoo, penyewaan
papan surfing dan Rumble Clothing.
Bagaimana cara SID membuktikan
kepada publik bahwa band yang sehari-sehari berada di Bali (jauh dari
Jakarta) bisa bersaing sehat dan sukses seperti band- band yang ada di
sekitar media? (VJ Ianz, xxxx@yahoo.co.id)
Satu-satunya
cara ya dengan menunjukkan prestasi dan hal-hal positif. Kami percaya
di era internet seperti ini, jarak bukanlah masalah besar jika kamu
sudah memiliki reputasi yang dibangun atas dasar integritas dan kerja
keras, bukan atas dasar popularitas jalan pintas semata.
Menurut SID pribadi, pencapaian terbesar SID sepanjang karier yang tak terlupakan? (Virtuoso, xxxx@yahoo.com)
Yang
tidak bisa kami lupakan adalah ketika mengikuti Vans Warped Tour
keliling Amerika Serikat tahun 2009. Selama sebulan kita manggung di 16
kota di sana. Bermain satu arena dengan band-band seperti Bad Religion,
Anti Flag, dan NOFX adalah mimpi besar yang menjadi kenyataan. Walaupun
tidak semua berjalan mulus dan sempurna, hal-hal yang kami dapat selama
tur tidaklah tergantikan oleh apa pun juga.
Kalau
ulah fans paling gila ada banyak macamnya: dari yang nekat kabur dari
rumahnya di Jawa untuk mencari kami di Bali; seorang ibu menelepon SID
saat dia sedang dalam proses melahirkan, sampai yang menato tubuhnya
dengan gambar SID.
Ketika seluruh dunia sudah
mengenal kalian, perlawanan seperti apa yang ingin kalian lakukan?
(Yendra Apriyanto, xxxx@yahoo.co.id)
Perlawanan
terhadap generalisasi. Apa pun yang bersifat generalisasi, terutama
yang negatif, kami akan selalu mencoba tampil sebagai tandingannya.
Berdasarkan rumor yang
berkembang, Jerinx bersama band keduanya, yaitu DevilDice, akan merilis
album tahun ini. Apakah ada rasa khawatir? (Annisya Primawindy, Ciputat,
Tangerang)
Eka Rock: Kami tahu
mengapa kami di Superman Is Dead sampai sejauh ini. Mengenai JRX dengan
Devildice-nya, bukan merupakan kekhawatiran, saya percaya JRX bisa
memikirkan skala prioritasnya, dari sejak berdiri pun saya support
Devildice, bahkan pernah mewakili mereka sebagai manajernya.
Bobby Kool: Tidak sama sekali
karena kita tidak pernah membatasi atau mengekang salah satu personel
SID untuk berekspresi, apalagi membuat sesuatu yang bersifat seni. Kita
tahu mana yang ditotalitaskan dan mana yang segmentaris.
Apa masalah terbesar yang dihadapi bangsa ini? (Alfonsus Delly Johannes, Jogja)
Kemiskinan masih menjadi penghalang
kemajuan. Kemiskinan menjauhkan masyarakat dari pendidikan dan kesehatan
yang layak. Kemiskinan dan kurangnya pendidikan adalah satu faktor
maraknya aksi kekerasan, berbau SARA maupun tidak.
Belum
lagi budaya korupsi yang menambah lambat laju bangsa ini menuju
sejahtera. Solusinya cuma satu, pemerintah dan rakyat harus belajar
mengutamakan kepentingan negara dan—ini yang paling susah—meminggirkan
terlebih dahulu kepentingan golongannya.
Biasanya SID dapat inspirasi dari mana kalau ciptain lagu? (Elsa Suryacitra, xxxx@ymail.com)
Dari semesta dan berbagai peristiwa besar dan kecil, baik yang terlihat maupun tidak, yang terjadi di dalamnya.
Menurut kalian, arti kebebasan itu apa? (Refly Fadly, xxx@gmail.com)
Kebebasan yang ideal bagi kami adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan tidak menginjak hak hidup manusia lain.
Siapakah orang yang ingin kalian
ajak makan malam, entah dia hidup atau mati. Akan menyajikan apakah?
Apa yang kalian pikirkan tentang Indonesia? (Anugrah TR, xx@gmail.com)
Sudah
pasti almarhum Gus Dur. Kami akan sajikan beliau masakan khas Bali
karena kami yakin beliau pasti menyukai masakan cutting-edge, ha-ha.
Analoginya: Indonesia itu
bagaikan permata buram yang belum digosok karena si pemilik permata
masih belum memiliki alat yang tepat untuk menggosok dan menjadikannya
berkilau. Untuk sementara, permata itu digosok memakai alat "pinjaman"
yang berlumur darah dan sarat kepentingan golongan.
Kenapa semakin lama, lagu-lagu
SID mulai ”mengikuti arus”? Apa idealisme punk rock ala SID sudah mulai
luntur? ”Lady Rose”, ”Saint of My Life” apa itu punk rock? (Rizki
Hamdani, @myself.com)
Yup, anda mesti lebih banyak
lagi belajar literatur-literatur punk rock. Band punk rock itu bukan
cuma Sex Pistols, The Exploited, dan semacamnya. Punk rock bukan tentang
kulit luar dan makian. Perluas wawasan, baru deh kita bicara esensi.
Kenapa SID selalu menyuarakan lagu-lagu perdamaian? (Robi Outsiders, Cipanas)
Di Indonesia, menyuarakan
perdamaian secara frontal itu butuh nyali karena masih ada banyak
kekuatan yang sengaja menebar kebencian dan perang demi kepentingan
kelompoknya. Kami memilih tema-tema seperti itu karena melihat
perdamaian dan kemerdekaan sesungguhnya belum terwujud di negara ini.
Rakyat hidup dalam ketakutan.
Apakah seorang punk boleh berbicara tentang politik? (Niluh Komang Intan, xxxx@yahoo.com)
Siapa saja boleh berbicara
politik. Tapi, semua juga ada ruang dan waktunya. Kalau dari sudut
pandang SID, politik di Indonesia sama seperti negara-negara berkembang
lainnya, masih belum satu suara. Terlihat dari kepentingan kelompok yang
lebih dominan ketimbang kepentingan bangsa.
Jika SID duet dengan Rhoma Irama mau tidak? (Yan Rinaldy, xx@yahoo.com)
Sayangnya apa yang dulu dia lakukan terhadap Inul membuat kami kehilangan respek dan tidak tertarik berduet dengannya :)
Musik apa yang mengisi rumah kalian sewaktu kecil?
(Laras Wiyardhani, xxxx@yahoo.com)
JRX: Yang pasti gamelan-gamelan
Bali. Ha-ha. O ya, dulu ayah saya memiliki usaha toko kaset, jadi saya
sering diputarkan musik apa saja yang populer saat itu. Biasalah,
pedagang....
Eka Rock: Dari kecil saya
diracuni oleh musik classic rock, macam Deep Purple, Led Zeppelin, Gary
Moore, dan sebagainya. Karena di sebelah rumah saya tempat latihan
kakak-kakak dan tetangga saya yang memainkan jenis musik itu pada era
1980-an. Orangtua saya lebih banyak mendengarkan pop balad pada zaman
itu.
Tetapi, beruntung, saya pada
saat menanjak remaja, mereka sangat menoleransi selera musik saya yang
condong ke rock, bahkan saat memutar lagu thrash metal pun, mereka tidak
pernah complain.
Bobby Kool: Musik tradisional Bali. Berkembang ke musik Indonesia dan Barat.
sumber: http://entertainment.kompas.com/read/2011/03/08/09371319/Indonesia.Bagaikan.Permata.Buram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar