Sekelumit rencana-rencana sudah saya susun sedemikian
rupa seperti konser-konser lainnya. Song list dan juga tenaga seperti
sudah melekat di otak saya.
Petang itu pukul 7, saat waktu
mengecamku untuk mempersiapkan Romeo yang kalo di Bali anak ini paling
semangat ikut bapaknya konser, ya..saya mempersiapkan lebih awal
padahal SID manggung jam 11 malam. Sejujurnya manggung di pantai kuta
sekaligus refreshing si Romeo, hahaha karena he really loves Sands!
Lihat aja persiapannya, tidur siang dan sedikit bicara, karena saya tahu
doi mau habiskan tenaganya di Pantai!
Jam 8 lebih, saat saya
bergegas masuk kendaraan dengan Rai (my wife) dan Romeo. Nada sms
terdengar, ternyata sms dari saudara yang juga beranjak ke tempat acara "
jadi main gak?, kuta ada bom, gak ada yang berani keluar di kuta. Metro
Tv please". Dengan kecepatan tinggi saya reply,..dan uh ah auh..sms
pending dan failed.
Metro Tv menyiarkan berita bahwa telah
terjadi bom di kuta, jimbaran dan nusa dua (yang terakhir akhirnya
diralat bahwa tidak ada bom di Nusa Dua).
Trauma 3 tahun lalu,
kembali menghajar! Saya mulai menelpon road manager SID, Dodix. Sekali
lagi komunikasi HP sama sekali gak bisa dipergunakan, betapa kalutnya
saya saat itu padahal posisi saya masih di rumah yang kira kira 10 km
dari lokasi -bagaimana kalutnya orang-orang yang dekat dengan ground
zero ya?-
Tv adalah satu-satunya perangkat elektronik yang say
pelototi, untuk mengais informasi lebih banyak sambil berusaha menelpon
dan sms rekan-rekan kerja saya di SID yang hasilnya zero!
Jam 10,
akhirnya hati saya sedikit lega setelah mendapat kabar dari Dodix bahwa
acara dihentikan (acara sudah mulai dari pukul 3 sore), dan "stay home"
adalah peringatan akhir sms itu. Saya mulai berhasil menghubungi crew
dan rekan sesama SID kecuali Jerinx yang terakhir dikabarkan sibuk
mencari Cathy (his angel) yang tengah berada di Kuta Square (bukan Town
Squre- yang diberitakan di TV).
Tidak ada special malam itu lagi
selain dibrondong informasi-informasi terkini dari stasiun TV lokal dan
Nasional, dan lumayan saya bisa mereka-reka keadaan di TKP.
Hari
Minggu, saya berangkat ke Twice- jerinx's house. Mengantarkan pesanan
t-shirt Devil Dice. Ohya ..sebelumnya saya sudah mendapat informasi- si
Jrx keadaan ok , begitu juga Cathy.
Dengan Jerinx saya berdiskusi
ttg apa yang telah terjadi,dan menanyakan kisah doi malam itu - yang
ternyata saat Bom terjadi di Kuta Square, Cathy sudah pergi naik taksi
dan meninggalkan kendaraannya lumayan jauh dari TKP. Jerinx berlari ke
TKP dan masuk police line dengan dalih mencari saudaranya...syukur Cathy
tidak ada disitu, dan dikabarkan sudah cabut dari Kuta Square.
Bagaimana nasib Bali?...3 tahun lalu keadaannya hancur dan 1 tahun belakangan mulai membaik. Dan Blar..! bom lagi.
Bagaimana nasib orang-orang yang akan mendapat dampak dari bom ini?...saya begitu bingung!..dan benci!
Orang miskin makin miskin dan orang gila tambah banyak...aduhhhhhhhh!
Sepertinya
saya malas mengakhiri kisah ini,..tapi anda sepertinya sudah dapat
memahami apa yang saya, orang bali, dan orang-orang Indonesia rasakan.
Tirani
minoritas akan selalu mengalir di pembuluh kita, orang-orang yang
terinjak dan tak bisa melawan selain hanya bisa membenci. Now we have to
help, trust and love each other. Protect our beautiful home with love
and good karma. Besarkan hatimu, kawan.
-----ekarock-----------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar