Sebenarnya kita bukan band Asia pertama yang tampil
di Warped Tour. SID adalah band Asia kedua, tapi kita adalah band Asia
pertama yang walaupun tidak merilis album di Amerika tapi tampil di
Warped Tour.
1. Kalian menjadi band Asia pertama yang tampil
di Vans Warped Tour. Apa komentar kalian, dan atraksi apa saja yang
kalian siapkan untuk itu?
Sebenarnya kita bukan band Asia pertama yang tampil di Warped Tour. SID
adalah band Asia kedua, tapi kita adalah band Asia pertama yang walaupun
tidak merilis album di Amerika tapi tampil di Warped Tour. Sebelumnya
[tahun 2003] ada band punkrock dari Beijing yang sempat tampil di Warped
namun album mereka sebelumya dirilis oleh label Amerika dan mereka
dibawa ke Warped oleh labelnya. Perasaan kita sejauh ini sangat excited
dan ada sedikit perasaan tegang juga, this a big chapter for us and one
of our biggest dream. Karena waktu kita tampil per show di Warped hanya
20 menit, kita akan menyiapkan repertoar tanpa ampun. Hajar sejak awal,
tanpa jeda, dan pergi pada saat yang tepat. Dengan waktu yang singkat
kita akan coba meninggalkan kesan yang tajam menusuk. Atraksi khusus
sejauh ini belum ada yang kita siapkan,-selain memasang bendera Merah
Putih di stage- mungkin kita akan memakai pakaian adat Bali sambil bawa
keris? Haha...we'll see how it goes....
2. Di sana kalian akan menjalani tur. Hal apa yang paling menyenangkan dan menyebalkan dari sebuah tur?
Berkaca dari tour kita di Australia, yang paling menyenangkan adalah
ketika kita berada diatas panggung dan melihat ekspresi para penonton
yang sebelumnya seperti underestimate terhadap SID namun perlahan mulai
menangkap energi yang kita lemparkan. Dan pada akhirnya semua ikut
berpesta dengan SID ditemani stage dive dan mosh yang mereka ciptakan.
That feeling is priceless. Selain itu mencicipi rasa bir yang
berbeda-beda disetiap state and making new friends selalu menjadi hal
yang menyenangkan. Biasanya banyal hal-hal adventurous dan unpredictable
terjadi with our new friends. Haha. Yang paling menyebalkan mungkin
pada saat kita lelah atau sakit disertai massive hangover. But mostly
it's fun coz we're doing what we love...
3. Energi apa yang ingin ditonjolkan dari album Angels and the Outsiders?
Positivity, kerja keras dan semangat unity in diversity a.k.a Bhinneka Tunggal Ika.
4. Apa saja hal favorit kalian di album ini?
Selain cover nya yang kita anggap the best abum cover since The Clash's
London Calling, kita menyukai the fact that SID tidak harus selalu
bermain up-tempo untuk tetap menyalakan api pemberontakan. Dengan
bermain mid-tempo pesan kita tetap tersampaikan dengan utuh. Album ini
bisa disebut sebagai a mind opener untuk generasi yang menganggap
punkrock harus selalu bermain cepat dan penuh distorsi. Ibaratnya, kita
tidak harus memelihara anjing pitbull untuk merasa menjadi seorang
lelaki. There's so many other dangerous things than a pitbull. This
album is a statement that punkrock is already in our blood so we don't
need to be pretentious and showing it with too much speed and
distortion. We know what we're made of.
5. Kalau ada orang yang baru pertama kali mendengar SID, apa wejangan
kalian terhadapnya, dan sebaiknya dia memulai dengan mendengarkan album
yang mana?
Start it with Black Market Love, karena di album ini SID mulai menemukan
bentuk pemikiran yang nantinya menjadi fondasi musik dan attitude kita
sampai sejauh ini. Perpaduan esensi amarah punkrock, kebrandalan
rockabilly, outlaw love songs dan being the real minority in Indonesia.
That's SID dan Black Market Love merangkumnya dengan seimbang. Our
suggestion to our first listener will be "Go grab a beer and kiss the
mainstream world goodbye!"
6. Kalian tidak takut bereksperimen dan memasukkan hal-hal baru. Bagi
kalian, seberapa penting menjaga keterbukaan dalam bermusik?
Honestly, musically nothing is new in this world. Everything has been
done. That's why hal-hal baru yang kita masukkan juga selalu kita jaga
agar tidak menjadi dominan dan benang merah SID tetap terlihat. Kami
selalu berexperimen tapi tidak sampai ke level 'too much'. We're not The
Mars Volta, we're a punkrock band so esensi yang kita pegang teguh
adalah etika 'in your face'. Straightforward, tidak banyak basa basi
atau bermain-main dengan dimensi. Sometime less is more.
7. Berdiri selama lebih dari 10 tahun dengan personal yang sama sudah
merupakan suatu prestasi membanggakan untuk sebuah band. Apakah ini
berlaku juga untuk kalian? Apa tantangan yang paling besar dalam
mempertahankan SID selama ini?
Kita merasa it's just the beginning of SID. Kita baru saja terlahir
kembali dengan album Angels and The Outsiders dan jalan kita masih
sangat panjang. 14 tahun mungkin bukan waktu yang singkat namun kami
masih terus belajar. Belajar bagaimana menundukkan industri musik
Indonesia, belajar bagaimana menerjemahkan isi kepala dan hati kita
dengan lebih utuh tanpa bias agar pendengar juga bisa menerjemahkannya
dengan benar. Dalam tubuh SID sendiri saat ini kita tidak menemukan
masalah yang signifikan untuk menjaga keutuhan band. Tantangan terbesar
justru datangnya dari industri musik Indonesia dimana kita kadang
dihadapkan dengan sebuah tembok besar bernama diskriminasi. Hal-hal
seperti itu yang kadang membat kita drop, namun kadang juga memberi
motivasi untuk lebih keras lagi menampar wajah industri musik Indonesia,
dengan prestasi dan hal-hal positif tentunya.
8. Musik Indonesia saat ini dihuni band-band yang seragam. Apakah kalian
melihat itu sebagai tantangan, sesuatu yang harus hilang, atau itu
justru tidak masuk dalam perhatian kalian?
Bagi SID itu sebuah tantangan besar yang harus ditaklukkan. Kita ini
bagaikan semut yang melawan gajah, namun semutnya percaya diri karena
punya karma dan strategi yang bagus. Situasi industri musik Indonesia
inilah yang membuat kita tertantang untuk menunjukkan kepada masyarakat
bahwa musisi Indonesia sebenarnya tidak seragam. Dan sebenarnya terlihat
seragam karena band-band yang muncul di TV/media adalah band-band yang
itu itu saja. Hasil survei statistik amatir versi SID: di Indonesia
jumlah band yang memainkan musik-musik cutting edge lebih banyak
daripada band-band komersial. Lalu kenapa band komersial yang selalu
dominan di media-media? Itulah yang sedang kita pelajari formula nya,
kita mencoba dalami trik-trik bisnis nya tanpa mengorbankan idealisme
dan sikap hidup. Kita percaya -apalagi dengan fanbase Outsiders yang
bertambah kuat setiap detik- jika serius kita pasti bisa menaklukkan
sang gajah industri.
9. Kalian berbicara tentang hal-hal yang 'rumit' melalui musik, seperti
menentang perang, kesetaraan, sampai Bhinneka Tunggal Ika. Apakah pernah
merasakan kesulitan dalam melakukannya? Jika ya, apa saja dan bagaimana
mengatasinya?
Hal-hal yang kita suarakan sebenarnya bukanlah hal-hal yang rumit. It's
all real. Itu semua terjadi setiap saat disekitar kita, secara langsung
maupun tidak. Cuma masalahnya sekarang apakah kita mau membicarakannya?
Kita percaya sebuah issue akan bisa menjadi sedikit teratasi dan mulai
menemukan solusi disaat kita mulai terbiasa membicarakannya. Contohnya
issue HIV dan Global Warming, masyarakat kita sekarang sudah jauh lebih
terbuka dan educated tentang issue-issue tersebut. Mungkin suatu saat,
hal yang sama akan terjadi dalam issue kesetaraan, SARA yang
-mudah-mudahan- nantinya bisa memberi impact positif dalam kehidupan
kita di Indonesia yang multi-kultural. Kami sadar, kami ini hanya sebuah
band dan pesan-pesan kita tidak akan bisa merubah dunia seperti yang
kita bayangkan. Kami tahu banyak musisi lain melihat apa yang kita
lakukan ini tidak efektif. Buat apa musisi bicara tentang kesetaraan,
perdamaian? Useless! Sudah sana cari duit saja, main aman, nyanyi cinta,
kalian tidak akan bisa merubah Indonesia. And you know what? We don't
give a flying fuck about what you think of us. We're rebels and we like
to take some risk. Kita tidak mengklaim diri kita lebih baik daripada
orang lain, tapi SID mencintai Indonesia dan ingin melakukan sesuatu
yang positif untuk pemikiran generasi muda bangsa ini. Bagi SID, rasa
ketidak pedulian tidak akan membawa kita kemana-mana. Menjadi peduli
adalah tindakan yang bernyali. Karena kita punya musik, maka musik lah
yang kita pakai sebagai senjata. Kita tidak pernah menemukan kesulitan
besar karena kami nyaman dengan apa yang kami lakukan. Kami nyaman
berada di posisi ini: sebuah band minoritas dengan fanbase kuat yang
tidak takut menjadi dirinya dan selalu berpesta keras untuk Bhinneka
Tunggal Ika. Does that sounds familiar di Indonesia? No. Hell no.
10. Apakah kalian merasa harus selalu memasukkan pesan dalam musik kalian?
Tidak juga. Ada beberapa lagu SID yang bercerita tentang hal-hal ringan
selain hal 'rumit' diatas. Namun bagi kita semua lagu pasti ada
pesannya. Entah itu krusial atau tidak, tergantung dari perspektif dan
background pendengarnya.
11. Apa hal yang paling ingin kalian lakukan, tapi belum kesampaian?
Membuat video klip 'Memories of Rose' yang di sutradarai oleh Garin Nugroho dan memakai Christine Hakim sebagai model-nya.
12. Band/musisi apa yang sedang gemar didengar?
Bobby Kool: The Living End, NOFX, AFI, AC/DC, Dave Matthews Band, No Use For A Name.
Eka Rock: The Living End, AC/DC, AFI, Helltrain, Paul Anka, No Use For A Name.
Jrx: The Gaslight Anthem, Bruce Springsteen, Everlast, Social Distortion, Tiger Army.
13. Setelah berdiri selama ini, pencapaian apa yang paling membuat kalian bangga?
Melewati 14 tahun dengan punkrock dan personel yang sama membuat kami
merasa kuat. Namun melihat peta kekuatan Outsiders di Indonesia yang
berkembang pesat dan makin kuat membuat kami bangga dan percaya diri.
Mereka adalah refleksi SID terhadap sikap masyarakat mainstream.
Walaupun kami minoritas, kami makin kuat dan tidak pernah sendiri...
14. SID adalah ikon musik Bali. Setujukah Anda dengan pernyataan itu?
Mungkin lebih tepatnya sebagai 'salah satu' ikon musik Bali. Dan lebih tepat lagi kalau SID adalah Ikon Berandalan Bali. Hahaha.
15. Kalian ingin dikenang sebagai apa?
Band yang membuat orang tua dan pacar anda resah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar